TEMPO.CO, Jakarta - Miftahul Jannah, atlet putri Indonesia yang terdiskualifikasi lantaran menolak melepas jilbab pada pertandingan judo Asian Para Games 2018, akan beralih menjadi atlet catur tuna netra. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dalam jumpa pers yang digelar di GBK Arena, Jakarta, Selasa.
Baca: Miftahul Jannah Blak-blakan Soal Putusan Mempertahankan Jilbab
"Dan yang membuat saya sangat bangga bahwa dia tetap komitmen untuk menjadi atlet. Miftah akan menjadi atlet blind chess (catur tuna netra)," ucap Imam.
Imam mengatakan perempuan 21 tahun itu memang memiliki talenta dalam olahraga catur. Hal itu terbukti kala menteri yang dikenal dengan kumis tipisnya itu mengajak Miftah untuk uji tanding di kediamannya di kawasan Widya Chandra, Senayan, Jakarta, Selasa pagi. "Tadi saya hampir kalah," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.
Baca: Kasus Jilbab Miftahul Jannah, Karena Pelatih Tak Mengerti Aturan?
Miftah saat ditemui dalam kesempatan yang sama membenarkan hal tersebut. Perempuan asal Aceh itu mengatakan orang tuanya telah mengenalkan catur sejak dirinya masih berusia 4 tahun. Bahkan dua tahun berselang, wanita kelahiran 4 Mei 1997 itu telah mengikuti turnamen catur.
Miftah pun bertekad akan fokus menekuni cabang olahraga barunya ini. Dia bahkan berujar bahwa tidak akan kembali menggeluti judo, meskipun nantinya akan ada peraturan yang membolehkan judoka muslimah bertanding dengan mengenakan jilbab.
Baca: Asian Para Games 2018, Miftahul Jannah: Hadiah Umroh Jadi Medali
"Enggak (kembali menekuni judo), Miftah akan berkomitmen, akan berusaha jadi atlet catur meskipun banyak rintangan yang harus dilewati," kata Miftahul Jannah.