TEMPO.CO, Jakarta - Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, merebut medali emas kelas 61 kg sekaligus memecahkan rekor pada kejuaraan dunia angkat besi di Ashgabat, Turkmenistan, Sabtu waktu setempat.
Rekor yang dicetak Eko Yuli pada kelas yang baru dipertandingkan tersebut adalah dengan total angkatan 317 kg, memecahkan rekor sebelumnya 313 kg. Angkatan Eko berupa angkatan clean and jerk 174 kg dan snatch 143 kg.
Baca: Angkat Besi Indonesia Ikuti Pra Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020
Manajer tim Sony Kasiran mengatakan sukses Eko tidak terlepas dari strategi yang diterapkan tim pelatih saat mengajukan permintaan angkatan. "Awalnya kita ajukan angkatan 177 untuk clean and jerk untuk mengelabui Cina. Tapi ketika Cina dan Kolombia gagal di angkatan 172, akhirnya tim pelatih putuskan menjadi 174 kg," kata dia, seperti termuat dalam rilis PB PABBSI.
Pada kelas 61 kg untuk medali perak dan perunggu diborong oleh lifter Cina, yaitu Fabin Li, dengan total angkatan 310 kg dan berikutnya adalah Fulin Qin dengan total angkatan 308 kg.
Menurut Sony, kejuaraan dunia di Ashgabat ini merupakan kualifikasi pertama untuk turun di Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Hasil ini dinilai cukup bagus mengingat proses kualifikasi cukup panjang dan semuanya harus dimaksimalkan. "Masih ada delapan seri lagi dan enam di antaranya berlangsung sepanjang 2019 dan dua kualifikasi lagi pada 2020 atau menjelang Olimpiade berlangsung," kata dia.
Baca: Nur Vinatasari Raih Perunggu Angkat Besi Putri Olimpiade Remaja
Sedangkan lifter putri Sri Wahyuni yang turun di kelas 49 kg putri gagal meraih hasil maksimal. Peraih perak Asian Games dan Olimpiade Rio de Janeiro ini menempati peringkat ketujuh.
Pada kejuaraan dunia angkat besi yang akan berlangsung hingga Sabtu (10 November), lifter Indonesia yang bakal tampil selanjutnya adalah Deni dan Triyatno yang turun di kelas 67 kg dan lifter putri Acchedya Jagaddhita di kelas 55 Kg. Lifter peringkat pertama hingga kedelapan pada masing-masing kelas nantinya yang bakal lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo.