TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap asal Thailand, Alexander Albon, akan berlaga di ajang Formula 1 musim 2019. Pembalap berusia 22 tahun ini sudah resmi dikontrak Toro Rosso.
Berikut fakta-fakta menarik soal pembalap ini:
• Ia lahir di London, Inggris, pada 23 Maret 1996. Namun, ia memiliki kewarganegaraan Thailand dan beraga Budha. Ayahnya adalah Nigel Albon, mantan pembalap yang pernah berlaga di BTCC dan Porsche Carrera Cup.
• Albon memulai kariernya dari ajang karting saat berusia 8 tahun, di Inggris. Ia kemudian membalap di arena Formula Renault 2, Formula 3 Eropa, GP3, dan musim lalu di ajang Formula 2. Ia juga sempat mencicipi membalap di ajang Formula E.
• Prestasi terbaiknya adalah runner-up GP2 2016 dan urutan ketiga F2 2018. Musim lalu, saat berlomba untuk DAMS di F2 ia sempat delapan kali naik podium, termasuk empat kali jadi juara.
• Albon bukan pembalap Thailand pertama yang berlaga di F1. Thailand juga pernah menghadirkan jutawan Birabongse Bhanuban yang lebih dikenal dengan Pangeran Bira yang mengikuti 18 lomba antara 1950-1954. Ia antara lain mampu dua kali finis di peringkat keempat.
• Albon akan bergabung di tim Toro Rosso. Ia akan berpartner dengan dengan pembalap Rusia Daniil Kvyat, yang musim lalu menjadi pembalap penguji di tim Ferrari. Kedatangan Albon membuat pembalap Selandia Baru, Brendon Hartley, juara balap Le Mans 24 Jam dan juara dunia ketahanan membalap, kehilangan kursinya di tim Toro Rosso.
• Albon gagal dalam program pembalap muda Red Bull pada 2012. Namun, Ketua Tim Toro Rosso Franz Tost mengatakan, Albon telah membuktikan kemampuannya di Formula 2. "Ia menjuarai empat lomba dan menempati urutan tiga klasemen umum. Cara dia menyalib banyak lawan saat lomba memperlihatkan bahwa ia sudah siap dan matang untuk bersaing di Formula Satu," kata Franz Tost.
• Alexander Albon terpacu untuk memberikan yang terbaik bersama Toro Rosso. "Sepanjang karier saya sebagai pembalap, saya sudah mengalami pasang surut. Saya dicoret oleh Red Bull pada 2012, jadi sejak itu saya kemudian menyadari bahwa jalan saya menuju Formula Satu akan menjadi lebih sulit," kata dia. "Saya benar-benar bekerja keras dan mencoba untuk tampil lebih baik setiap saya membalap dan saya sangat berterima kasih kepada Red Bull dan konsultan Dr Helmut Marko yang telah memberi kepercayaan kesempatan kedua kepada saya."
FORMULA ONE | ANTARA