TEMPO.CO, Jakarta - Pengunduran diri seorang ketua umum federasi sepak bola suatu negara bukanlah hal baru. Pengunduran diri tesebut dipicu bermacam hal, mulai prestasi timnas jeblok hingga korupsi.
Di Indonesia, saat ini sedang gencar tuntutan pengunduran diri Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi karena dianggap tidak berhasil mengangkat sepak bola Indonesia.
Namun Edy masih abai terhadap tuntutan mundur dari masyarakat tersebut, yang salah satunya digaungkan lewat #EdyOut yang menyebar di dunia maya.
Berikut ini adalah bebelagi ketua federasi sepak bola nasional di berbagai belahan dunia yang mengundurkan diri:
1. Franco Carraro
Franco Carraro adalah Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Pada tahun 2006 Carraro meletakkan jabatan karena maraknya kasus suap yang terjadi di Liga Serie A dan melibatkan klub-klub kenamaan, salah satunya Juventus.
2. Carlo Tavecchio
Carlo Tavecchio mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden FIGC pada November 2017, setelah Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
3. Vitaly Mutko
Vitaly Mutko adalah Presiden Persatuan Sepak Bola Rusia (RFU) yang mundur pada akhir tahun lalu karena dituduh terlibat dalam program doping massal atlet Rusia yang menggemparkan dunia. Namun Mutko mendapatkan jabatannya kembali setelah tuduhan untuknya tidak terbukti.
4. Tunku Ismail Sultan Ibrahim
Tunku Ismail Sultan Ibrahim adalah Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) yang mundur pada Maret 2018, setelah prestasi sepak bola Malaysia jeblok dan peringkat FIFA mereka merosot ke urutan 178.
5. Kwesi Nyantakyi
Kwesi Nyantakyi adalah Presiden Asosiasi Sepak Bola Ghana (GFA) 2005-2018. Pada Juni 2018 Nyantyaki mengundurkan diri setelah terbukti terlibat suap, dan GFA dibubarkan oleh Menteri Olahraga Ghana, Isaac Kwame Asiamah untuk direformasi.
6. Musa Bility
Musa Bility adalah Presiden Asosiasi Sepak Bola Liberia (LFA) yang pernah mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA pada tahun 2015, namun gagal. Mantan pemain sepak bola klub Watanga FC di Monrovia ini mengundurkan diri dari jabatannya pada Maret 2018, setelah menjadi Presiden LFA selama dua periode dan tidak bersedia maju lagi.
