TEMPO.CO, Jakarta - Kompetisi Proliga 2019 mengalami perubahan dari sisi komposisi peserta di sektor putra. Musim ini Proliga kedatangan dua tim baru, yakni Jakarta Garuda dan Sidoarjo Aneka Gas Industri. Keduanya menggantikan posisi Bekasi BVN yang musim 2018 ikut serta dalam kompetisi namun absen di Proliga 2019.
Pelatih Jakarta Garuda Eko Waluyo mengatakan skuat racikannya merupakan kumpulan para pemain junior. Menurut dia, pemain tertua di timnya berusia 20 tahun. "Rata-rata kelahiran tahun 2000," kata Eko di Kantor Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia, Jakarta, Rabu, 28 November 2018.
Ia menyebut para pemainnya didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut dia, salah satunya materi pemain yang dipilih datang dari berbagai kejuaraan bola voli di daerah, seperti Kejuaraan Livoli. Eko menilai secara teknik permainan para pemain junior tidak kalah dengan seniornya. Ia menuturkan perbedaan paling terlihat ada pada pengalaman bertanding.
Berbeda dengan tim lainnya yang mempunyai pengalaman bertanding, lanjutnya, para pemain Jakarta Garuda nyaris tak memilik jam terbang bermain di tingkat nasional. Meski demikian, Eko meminta anak asuhnya agar tidak gentar saat menghadapi para pemain senior. "Saya tidak sabar melihat mereka bertanding. Sekarang sudah 75 persen persiapan kami," ucapnya.
Ihwal target, Eko sadar betul tidak akan mudah bagi timnya melewati klub-klub papan atas. Oleh sebab itu, pada putaran pertama nanti ia hanya mengharapkan para pemain bisa menambah pengalaman di level kompetisi nasional. "Nanti kami lihat hasilnya di putaran satu, baru bisa terlihat targetnya," kata mantan pelatih Jakarta PGN Popsivo Polwan itu.
Berbeda dengan Jakarta Garuda, Sidoarjo Aneka Gas Industri berisikan materi pemain di bawah klub Surabaya Bhayangkara Samator. Manajer Samator Hadi Sampurno mengatakan para pemain Sidoarjo merupakan lawan tanding latihan Samator. Hadi pun mengklaim bila kualitas pemain Sidoarjo Aneka Gas Industri di Proliga ini tak beda dengan Samator.
ADITYA BUDIMAN