TEMPO.CO, Jakarta - Petra Kvitova, yang digelari petenis wanita paling tidak bisa diprediksi, mencatat tujuh kemenangan beruntun ketika mencapai babak ketiga Australian Open 2019. Ini keberhasilan Kvitova maju ke babak ketiga Australian Open untuk pertama kali dalam empat tahun terakhir.
Sebagai unggulan keenam, petenis kidal dari Republik Cek ini menunjukkan dominasinya atas petenis Rumania, Irina-Camelia Begu, dengan kemenangan 6-1, 6-3 dalam waktu satu jam 9 menit pada babak kedua.
Juara Sydney Terbuka 2019 ini melakukan 26 kali pukulan yang menghasilkan kemenangan dan hanya sekali kehilangan poin ketika melakukan pukulan servis.
Kvitova sekarang sedang memimpin di WTA Tour (seri tur turnamen pro asosiasi tenis wanita) dengan mengoleksi enam gelar juara.
Tantangan berikutnya buat Kvitova adalah mencapai pekan kedua dalam seri Grand Slam di Melbourne untuk pertama kalinya sejak mencapai semifinal 2012. Tapi, lawannya pada Jumat, 18 Januari 2019, lumayan berat, yaitu mantan petenis nomor 7 dunia dari Swiss, Belinda Bencic, yang sebelumnya mengatasi perlawanan keras Yulia Putintseva, 7-5, 4-6, 6-2.
Petenis Rep. Ceko, Petra Kvitova mengembalikan pukulan lawanya saat melawan petenis Rusia, Irina-Camelia Begu dalam pertandingan babak kedua Australia Open, 16 Januari 2019. REUTERS/Lucy Nicholson
Petra Kvitova, satu dari beberapa petenis putri tangan kiri yang berada di papan atas dunia. Dengan tinggi tergolong istimewa, 183 centimeter, ia bisa meluncurkan pukulan forehand dan servis sama kerasnya.
Petra Kvitova menjuarai Grand Slam Wimbledon dua kali. Prestasi hanya dilakukan dua petenis Amerika Serikat legendaris, Venus dan Serena Williams.
Pada saat ini, Kvitova menduduki peringkat 6 dunia WTA dan sempat sekali urutan kedua. Pekan sebelum Australian Open 2019 ini, ia memenangi Sydney International, dengan mengalahkan empat pemain, termasuk juara Grand Slam tiga kali, Angelique Kerber.
Jadi ada alasan Petra Kvitova –yang terkenal susah diprediksi itu- bisa bertahan lebih lama di Australian Open 2019 ini.
WTA TOUR | FIVE THIRTYEIGHT