Berapa banyak uang untuk pengaturan skor? Vigit Waluyo mengaku memberi uang puluhan juta kepada komite wasit dan wasit agar membantu klub binaannya meraih kemenangan saat bermain di kandang. Nilanya pun bervariasi.
Vigit memberi duit Rp 25-50 juta untuk komite wasit, sedangkan wasit Rp 25-30 juta. "Pembagiannya mereka bagi sendiri terserah," kata dia saat konferensi pers setelah diperiksa Satgas Antimafia Bola di Polda Jatim, Kamis, 24 Januari 2019.
Dia mengatakan menyuap pengadil pertandingan adalah salah satu cara mengatur pertandingan. Itu terpaksa dilakukan agar klub binaannya tak dikerjain. "Jadi uang itu hanya untuk menjamin kita tidak dikerjai saja oleh orang itu."
Dia bercerita, saat kompetisi Liga 2 2017, salah satu klub binaannya, PMSP Mojokerto Putera, dikerjain wasit. Sejak itu, musim depannya ia mencari solusi bagaimana timnya tidak dikerjain, yakni dengan menjalin komunikasi dengan komite wasit.
Melalui anggota komdis PSSI, Mbah Putih alias Dwi Irianto, Vigit dipertemukan dengan Nasrul Koto, salah satu anggota komite wasit. Setelah bertemu dengan Koto, "Pertandingan kami aman-aman saja," kata mantan manajer Deltras tersebut.
Dari tiga klub binaan Vigit yang bermain di Liga 2, dua di antaranya musim ini promisi ke Liga 1. Mereka adalah PSS Sleman dan Kalteng Putera. Sedangkan PSMP Mojokerto Putera gagal promosi setelah sengaja gagal mengeksekusi penalti.
Sebelumnya Vigit ditetapkan tersangka setelah Satgas menyidik Mbah Puti, yang lebih dulu ditetapkan tersangka. Dari hasil penyidikan itu, Vigit diduga terlibat pengaturan pertandingan PSMP Mojokerto vs Aceh United di Liga 2 2018.
Kepada Mbah Putih, mertua dari Danilo Fernando itu meminta bantuan agar PSMP Mojokerto bisa lolos ke Liga 1. Sebagai imbalan, Vigit Waluyo memberi uang tunai 50 juta sebagai uang muka, transfer 25 juta, dan 30 juta via ATM Mandiri.
NUR HADI