TEMPO.CO, Jakarta - Tim putra Jakarta BNI 46 berhasil membuat Jakarta Pertamina Energi kembali mencatat hasil negatif pada laga putaran pertama final four Proliga 2019 yang digelar di GOR Joyoboyo Kediri, Jawa Timur, Sabtu. BNI menekuk Pertamina 3-0 (25-18, 25-23, 31-29).
Bagi BNI, hasil ini memastikan mereka meraih dua kemenangan beruntun setelah sebelumnya berhasil mengalahkan Bhayangkara Samator.
Pelatih Jakarta BNI 46, Samsul Jais, menilai timnya sempat terbawa irama lawan. "Artinya disana diam padahal kita seharusnya bisa lebih menekan, dan kesempatan menekan itu ada, tapi ya tadi kita kebawa irama itu. Saat terbawa irama kita mengganti pemain dan kita bisa leading lagi. Jadi pergantian pemain itu saya bener-benar ingin mengubah irama saja,” ujar dia seusai pertandingan.
Di laga berikutnya mereka akan menghadapi Bank SumselBabel. "Kita tetap fight saja, tapi kita tentu ingin memenangkan pertandingan. Saya yakin setiap tiga kali pertemuan, tentu masing- masing tim sudah tau kekurangannya apa, tapi yang penting kita optimis dulu,” kata dia.
Pelatih Jakarta Pertamina Energi Putut Marhaento tidak puas dengan pimpinan wasit, karena tadi dinilai ada kesalahan saat menilai. Tapi meski begitu ia menekankan bahwa anak asuhnya harus melupakan hasil ini.
“Wasitnya keterlaluan, kan nilai-nilai ketat begitu bikin emosi pemain, dia kan tidak tau apalagi kalau skor skor-skor tipis gitu satu saja kan penting. Itu untuk wasit ya, karena kita sudha berkali-kali dilakukan seperti ini dengan wasit. Itupun sangat mempengaruhi mental anak-anak, kan mereka merasa di kacaukan wasit,” kata Putut.
Ia mengungkap hal-hal yang perlu diperbiaki. “Yang perlu diperbaiki itu lebih ke mentalnya ya, karena saat ini kan mereka jatuh ya jadi kita atur harus bisa naik lagi. Besok sore lawan Samator jadi harus bisa, karena itu seperti bagian menentukan bagi kami, jadi kita tetap optimis untuk menghadapi besok,” kata Putut.