TEMPO.CO, Jakarta - Juara bertahan putra Surabaya Bhayangkara Samator menaklukkan Jakarta Pertamina Energi 3-0 (25-22, 25-19, 25-21) dalam laga putaran pertama final four Proliga 2019 yang digelar di GOR Joyoboyo Kediri, Jawa Timur, Ahad.
Ini jadi kemenangan pertama Samator dalam tiga laga final four kali ini. Sebelumnya mereka kalah dari BNI 46 dengan 3-0 dan Bank SumselBabel dengan 3-1.
Tanpa poin itu pun membuat Samator langsung menekan permainan sejak memasuki lapangan. Randy Tamamilang dkk pun langsung memimpin 11-8. Meski Pertamina mencoba mengejar tapi anak asuh Ibarsjah Djanu Tjahjono itu bisa menutup set pertama dengan 25-22.
Memasuki set kedua Pertamina belum mampu keluar dari tekanan. Samator masih terlalu kuat sehingga mengamankan skor 25-19.
Pertamina Energi, yang belum berhasil meraih kemenangan di laga final four putaran pertama ini, kembali menyerah di set ketiga dengan skor 25-21.
Pelatih Bhayangkra Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono mengatakan kemenangan itu membuka peluang untuk lolos ke grand final. "Kalau masalah pertandingan hari ini secara keseluruhan signifikan ya, terutama di receive, servis, terus di blok juga ya ada peningkatan. Kita dilatihan selalu evalusi dan meningkatkan di tiga hal receive, servis, dan blok, hari ini cukup diperbaiki, sehingga ada peningkatan. Sedangkan kemarin untuk mencari poin saja kita kesulitan,” ujar dia seperti termuat dalam rilis panitia.
Ia melanjutkan, “Persiapan untuk di Malang tetap dari tiga pertandingan nanti kita memberi motivasi ke permain, itu yang akan kami jadikan motivasi ke para pemain. Di malang untuk aman kita harus bisa sapu bersih. Setiap pertandingan kita masih berjuang walaupun di tekan atau menekan itu yang paling utama.”
Asisten Manager Pertamina Energi, Dedi Kurniawan, mengatakan Kediri tidak bersahabat, sehingga timnya tidak bisa curi kemenangan satupun.
“Kita masih bisa, masih ada harapan kalau kita di Malang bisa ambil semua, sapu bersih, kalau kuta kalah ya habis. Saya juga bingung ap yang terjadi dengan Pertamina, mungkin Kediri tidak bersahabat saja. Kekalahan kita mungkin lebih ke mental dan semangatnya, mungkin juga komunikasi ditimnya kurang,” kata Dedi.
Dedi menilai, dari segi teknik semua tim merata. "Tapi tadi ada satu hal mungkin di center, dan pelatih terlambat menganti. Dan kita harus yakin kita bisa ambil (di Malang), kita pasti bisa. Kita akan coba komunikasi dengan pemain supaya lebih hidup lag komunikasinya antara pelatih tim dan pemain.”