4. Prestasi emas
Purnomo, yang lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 12 Juli 1962, pernah mengharumkan nama Indonesia di beragam kejuaraan Asia dan dunia. Pada 1984 di Olimpiade Los Angeles, ia jadi wakil Asia pertama di semifinal 100 meter putra.
Kendati tak meraih medali ia saat itu mampu mematahkan rekor idolanya, Mohammad Sarengat, dengan catatan waktu 10,30 detik. Catatan inilah yang membuatnya dijuluki manusia terceptat di Asia. Rekor tersebut baru bisa dipecahkan Mardi Lestari di PON 1989 Jakarta dengan catatan waktu 10,20 detik.
Setahun sebelumnya, di Kejuaraan Dunia IAAF di Helsinki 1983, Purnomo juga jadi satu-satunya wakil Asia di final 100 meter putra. Ia finis di urutan keempat. Prestasi tertingginya diraih di Kejuaraan Atletik Asia 1985 di Jakarta. Saat itu ia merebut dua emas di nomor 100 dan 200 meter putra. Ia juga meraih perak di kejuaraan sama.
5. Pesan untuk Atlet Muda
Tuti Merdiko menyatakan Purnomo sangat perhatian pada para atlet penerusnya. Salah satu pesannya yang selalu diulang-ulang adalah untuk terus berjuang demi prestasi Indonesia. "Bukan berjuang untuk mendapatkan bonus. Penghargaan pasti akan datang jika atlet berjuang untuk prestasi," katanya.
Sebagai pribadi, Tuti juga menyebut Purnomo sebagai pribadi yang menyenangkan. "Purnomo adalah sosok yang ramah dan perhatian dia terhadap atlet dan mantan atlet luar biasa besar. Kami pernah bersama di jajaran Komite Olahraga Nasional Indonesia selain di PB PASI," kata mantan atlet atletik itu.