Joko Driyono
Joko Driyono mengisi kursi Ketua Umum PSSI lantaran pejabat sebelumnya, Edy Rahmayadi memutuskan mundur di tengah jalan. Saat ini status pria yang akrab disapa Jokdri itu sebagai pelaksana tugas ketua umum.
Di sepak bola nasional, jejak pertama Joko Driyono muncul saat menjabat manajer Pelita Krakatau Steel pada 2003. Tak lama setelah itu, perlahan tapi pasti, ia selalu menempati posisi strategi di sepak bola Indonesia. Tercatat ia pernah menjabat sebagai Direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia pada 2005, Chief Executive Officer PT Liga Indonesia pada 2007.
Jabatan paling strategis yang pernah ditempati Jokdri sebelum ditunjuk menjadi Wakil Ketua Umum periode 2016-2020 ialah sekretaris jenderal PSSI. Ia sempat bertarung dalam perebutan calon Ketua Umum PSSI namun kalah bersaing dengan Edy Rahmayadi.
Pada Jumat pekan lalu, Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola menetapkan Jokdri sebagai tersangka. Ia diduga telah merusak barang bukti milik Satgas yang tengah mengusut kasus dugaan suap di kompetisi Liga Indonesia. Hingga saat ini proses pemeriksaan oleh Satgas masih berjalan, tapi penahanan terhadap Jokdri tidak dilakukan.
Dorongan untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pun bergulir. Namun desakan agar Jokdri melepas jabatannya tidak sekeras dua pendahulunya, yakni Nurdin Halid dan La Nyalla.
Anggota Komite Eksekutif PSSI Pieter Tanuri berharap publik bisa mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap kasus yang menimpa Joko Driyono. Menurut dia, keterlibatan petinggi federasi di kasus dugaan suap harus dilihat secara objektif. "Memang ada yang kurang baik saat ini tapi ini kan sedang diperbaiki," ucapnya di Jakarta.
ADITYA BUDIMAN