TEMPO.CO, Yogyakarta - Juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator bakal bertemu dengan Jakarta BNI 46 dalam partai puncak grand final Proliga 2019 di GOR Amongrogo, Yogyakarta Minggu, 24 Februari 2019.
Pada grand final nanti, Samator tak mau mengulang kesalahan seperti saat ditekuk dengan skor 3-0 oleh anak asuh Samsul Jais tersebut pada laga final four putaran kedua di GOR Ken Arok, Malang, pekan lalu.
Baca: Proliga 2019: Tekuk BJB, Putri BNI 46 Rebut Posisi Ketiga
“Kami memang di final four kemarin kalah dari BNI, tapi grand final nanti berbeda, kami optimis untuk bangkit,” ujar pilar Bhayangkara Samator, Galih Bayu Saputra ditemui Tempo di sela latihan Jumat petang 22 Februari 2019.
Bayu menuturkan pengalaman timnya melawan BNI 46 selama menjalani penyisihan hingga sama-sama berhasil lolos ke grand final tak lain lini pertahanannya yang sangat kokoh.
“BNI punya barisan yang rapat sekali (untuk menghadang serangan), itu yang paling kami waspadai dari mereka, ujar Bayu.
Bayu mengatakan untuk membobol pertahanan BNI pada laga puncak nanti, timnya akan lebih mensolidkan team work. Sebab dengan kerjasama antar pemain yang lebih solid, taktik dapat berjalan semestinya dan serangan demi serangan bisa dilancarkan dengan mulus.
“Apalagi dari BNI kerjasama pemain juga kuat, kualitasnya merata, harus diimbangi dengan team work kuat juga,” ujarnya.
Bayu menambahkan saat ini timnya hanya butuh semangat saja agar mendapat keyakinan dapat mempertahankan gelar juara Proliga 2019.
Manajer Surabaya Bhayangkara Samator Hadi Sampurno menuturkan saat timnya sudah masuk grand final, yang disiapkan bukan lagi taktik dan teknis. Melainkan meyakinkan mental tim bahwa mereka masih layak menyandang gelar juara.
“Kalau mental juara ini sudah ada, kemampuan individual akan baik dengan sendirinya, tim akan bermain enjoy dan lepas sehingga tanpa beban mempertahankan gelar itu,” ujarnya.
Hadi menuturkan, melawan BNI 46 pihaknya tak hanya akan mengandalkan satu-dua pemain seperti duo Rivan Nurmulki dan Rendy Febriant Tamamilang.
“Voli adalah permainan tim, tak akan bisa menggantungkan pemain tertentu, semua yang dimainkan harus bertanggungjawab dengan posisinya,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO