TEMPO.CO, Yogyakarta - Pil pahit harus ditelan tim Jakarta Pertamina Energi dalam perhelatan Proliga 2019 ini. Target mengawinkan gelar juara antara tim putra dan putri pupus setelah satu-satunya harapan tim putri Jakarta Pertamina kandas di partai puncak melawan Jakarta Popsivo Polwan di GOR Amongrogo, Sabtu.
Baca: Kunci Sukses Jakarta Popsivo Polwan Menjuarai Proliga 2019
Sedangkan tim putra Jakarta Pertamina telah kandas ke final lebih awal dan hanya berpeluang dalam perebutan juara ketiga melawan Palembang Bank Sumsel Babel pada Minggu 24 Februari 2019.
Manajer tim putri Jakarta Pertamina Energi, Widi Triyoso memberi sinyal akan melakukan perombakan besar untuk timnya agar berlaga lebih baik di musim Proliga 2020 mendatang.
"Kalau rombak total enggak, tapi kami ingin tim ini musim depan diperkuat 50- 60 persen pemain dengan fisik lebih muda," ujar Widi usai laga final.
Baca: Proliga 2019: Kalahkan BNI, Samator Pertahankan Gelar Juara
Widi tak mengungkap siapa kiranya pemain yang akan dipertahankan dan akan dicoret dari tim tersebut untuk musim kompetisi 2020 nanti.
Yang jelas dari performa grandfinal itu, putri Jakarta Pertamina saat ini butuh empat posisi mendesak yang perlu dibenahi.
"Kami butuh empat posisi vital dari defend, passing, setter, dan blocker," ujarnya.
Widi menuturkan pihaknya tak mau terus mengandalkan pemain senior.
Untuk mengisi posisi itu, akan menggali dari bibit bibit atlet junior yang akan digembleng setidaknya delapan bulan sebelum musim kompetisi Proliga 2020 dimulai.
Widi menuturkan gagalnya target mempertahankan gelar juara itu bukan karena kesalahan satu atau dua pemain. Performa timnya termasuk dua pemain asing dinilai sudah sangat maksimal dalam laga itu. Kekalahan itu, ujar Widi, sebagai tanggung jawab tim, bukan perorangan. "Kami hanya kurang beruntung kali ini," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO