TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator berhasil mejuarai Proliga 2019, usai menaklukkan Jakarta BNI 46 dengan skor 3-1 dalam laga grand final yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu, 24 Februari 2019.
Gelar juara itu sekaligus meneguhkan Samator sebagai tim terbanyak menyabet gelar juara sejak turnamen itu digelar. Samator telah meraih tujuh kali gelar juara yakni pada turnamen Proliga 2004, 2007, 2009, 2014, 2016, 2018 dan 2019 ini.
Baca: Daftar Lengkap Juara dan Penghargaan Proliga 2019
Beberapa kalangan atlet voli menyebut kekuatan Samator sebenarnya pada militansi dan team work yang sangat solid karena sudah lama terbangun di kalangan pemainnya.
Pelatih Bhayangkara Samator, Ibarsjah Djanu Tjahjono menuturkan, Samator saat ini mungkin menjadi satu-satunya klub yang tak pernah membeli pemain jadi ( kecuali asing) demi memperkuat timnya.
“Samator mendapatkan pemain karena pembinaan sejak dini, beda dengan klub lain yang biasanya beli, beli, beli lalu kumpulkan jadi satu tim,” ujar Ibarsjah usai laga final di Yogyakarta Minggu 24 Februari 2019.
Baca: Voli Proliga 2019 Usai, PBVSI Fokus Turnamen Asia dan SEA Games
Pria yang melatih Samator sejak tahun 1998 silam itu menuturkan, pendidikan atlet di Samator dimulai sejak usia atlet itu masih dini atau remaja. Biasanya mereka masih duduk di bangku SMA kelas 1 dan memiliki tinggi minimal 190 cm.
Dari situ atlet terus diasah kemampuannya hingga akhirnya siap diturunkan di ajang kompetisi professional.
“Mula-mula disebar dulu ikut ke PON (Pekan Olahraga Nasional), lalu diasah lagi main sama senior sebelum masuk tim inti,” ujar pelatih kelahiran Biak, 11 Januari 1969 itu.
Pembinaan sejak dini bagi pemain Samator itu yang selama ini menjadi pendorong ikatan emosional pemain pun ikut terjalin baik yang ujungnya membuat soliditas antar pemain saat berlaga di lapangan kuat dan ditakuti lawan.
Baca: PBVSI Puas, Sebaran Bintang Timnas di Proliga 2019 Mulai Merata
Ibarsjah mengungkapkan Samator pun sampai saat ini juga tak berhenti menyiapkan para juniornya yang kelak bakal mengisi posisi para seniornya.
“Sebelum Rivan dan Rendy kami juga menghasilkan pemain pemain berkualitas yang membawa tim ini juara, jadi regenerasi selalu disiapkan terus,” ujarnya.
Rivan Nurmulki dan Rendy Febriant Tamamilang merupakan dua punggawa Samator yang paling kerap disebut sebagai motor kekuatan tim asal kota pahlawan itu.
Keduanya sebelumnya juga berhasil membawa Samator menjadi Proliga 2018 silam. Untuk Proliga 2019 ini, Rendy yang berposisi sebagai kapten juga dianugerahi sebagai pemain terbaik putra.
PRIBADI WICAKSONO