TEMPO.CO, Jakarta - Manajer tim bulu tangkis Indonesia Susy Susanti mengaku sudah menganggap pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan seperti pemain pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
"Meskipun pemain profesional, Hendra/Ahsan tetap latihan di pelatnas, jadi saya tidak pernah menganggap mereka sudah di luar. Mereka tetap dianggap sebagai anak-anak kami (PBSI)," kata Susy dalam siaran pers PBSI, Senin.
Menurut dia, terlepas dari persoalan Hendra/Ahsan pemain pelatnas atau bukan, dalam pertandingan final All England 2019, keduanya telah bermain secara maksimal dan penuh perjuangan, apalagi mengingat Hendra yang sempat mengalami cedera pada betis kanannya.
"Saya percaya Hendra/Ahsan betul-betul berjuang secara maksimal, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk bangsa Indonesia. Saya rasa itu yang kita patut bangga," ujar Susy.
Lebih lanjut, perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI itu menuturkan ada banyak hal dari penampilan Hendra/Ahsan yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi para pebulutangkis muda di tanah air.
"Banyak hal yang membuat Hendra/Ahsan patut dijadikan panutan, yaitu kedisiplinannya, perilakunya serta sikapnya saat latihan maupun di lapangan. Semuanya benar-benar mencerminkan seorang juara," tutur Susy.
Selain itu, dia menambahkah, yang paling penting adalah adanya keinginan untuk terus berjuang dan tidak mudah menyerah demi membela Merah Putih dalam suatu turnamen bergengsi.
"Kita lihat perjuangan Hendra/Ahsan. Saya sampai menangis. Dengan Hendra cedera, peluangnya kecil. Tapi ini jadi panutan buat adik-adik, bahwa kesempatan sekecil apapun, kalau kita berusaha, pasti ada jalan," ungkap Susy.
Seperti diketahui, pasangan Hendra/Ahsan berhasil meraih gelar juara All England 2019 usai mengalahkan pasangan asal Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 11-21, 21-14 dan 21-12 dalam laga final yang berlangsung pada Minggu (10/3) di Birmingham, Inggris.