TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) menyatakan Kejuaraan Asia punya nilai penting bagi atlet angkat besi Indonesia. Kepala pelatih angkat besi Indonesia Dirja Wihardja mengatakan para lifter Asia amat mendominasi angkat besi di nomor bawah, yakni kelas 49-73 kilogram.
Ia menyebut negara-negara seperti Cina, Korea, dan Jepang menjadi pesaing utama Indonesia dalam perebutan gelar juara di setiap turnamen. "Jadi kalau juara di Asia bisa juara dunia," kata Dirja di Mess Kwini, Jakarta, Selasa, 16 April 2019.
Hal sama dinyatakan oleh lifter Eko Yuli Irawan. Menurut dia, atmosfer Asian Games 2018 tidak beda jauh seperti olimpiade. "Kejuaraan Dunia juga rasanya sudah seperti olimpiade," ucap peraih emas Asian Games 2018 itu.
PABBSI akan kembali mengirimkan atlet untuk tampil di Kejuaraan Angkat Besi Asia (Asian Championships 2019) yang berlangsung 18-28 April 2019 di Ningbo, Cina. Sebanyak delapan lifter akan diberangkatkan pada Rabu, 17 April 2019.
Mereka adalah Eko Yuli Irawan, Deni, Triyatno, Rahmat Erwin, Mohammad Yasin. Lalu Syarah Anggraini, Nurul Akmal, Windi Cantika Aisah.
Salah satu lifter yang menjadi tumpuan Indonesia mendulang medali ialah Eko Yuli Irawan. Atlet berusia 29 tahun itu sudah menyumbangkan empat emas dan dua perak di dua turnamen sebelumnya, yakni Kejuaraan Dunia 2018 di Turkmenistan (tiga emas) dan IWF World Cup 2019 (satu emas, dua perak) di Cina, Februari lalu.
Kejuaraan Asia 2019 akan menjadi salah satu ajang pengumpulan poin kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020. Dirja tak mematok target medali kepada anak asuhnya. Ia berharap Eko Yuli cs bisa memperbaiki angkatannya, baik di snatch maupun clean and jerk.
ADITYA BUDIMAN