TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menyatakan pembalap sepeda BMX Indonesia berpeluang tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Kepala pelatih tim balap sepeda Indonesia Dadang Haris optimistis Indonesia bisa bersaing setelah mencatat hasil positif di dua turnamen terakhir.
Dua ajang itu Kejuaraan Asia BMX 2019 dan Malaysia C1 International BMX 2019 yang bergulir 13-14 April. Dua pembalap BMX Indonesia I Gusti Bagus Saputra dan Rio Akbar, berhasil membawa pulang medali masing-masing perak dan perunggu di Kejuaraan Asia. Khusus Bagus, ia juga merebut perunggu di Malaysia C1 International.
Dadang mengatakan bila ingin lolos ke Olimpiade Tokyo, Indonesia harus menempati peringkat 14 dunia. Dari hasil dua kejuaraan tersebut, menurut dia, posisi Indonesia diperkirakan ada di rangking 15-17 dunia. "Poin kami bertambah dari sebelumnya 109 poin (peringkat 32 dunia)," ucap dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 17 April 2019.
Meski demikian, Dadang tak mau gegabah. Sebab kualifikasi menuju Olimpiade masih panjang. Agar bisa masuk dan menembus peringkat 14 dunia, pembalap Indonesia sedikitnya harus mengikuti delapan kejuaraan. "Kami harus aktif (ikut kejuaraan). Terdekat ada turnamen di Korea (Juni) dan Thailand (Agustus)," ucapnya.
Berdasarkan situs resmi federasi sepeda internasional (Union Cycliste Internationale), peringkat tim BMX Indonesia dalam perebutan tiket ke Olimpiade berada di rangking 19 dunia dengan raihan 340 poin. Poin tertinggi dikantongi oleh I Gusti Bagus Saputra (145 poin), Rio Akbar (125 poin), dan Toni Syarifudin (70 poin).
BMX Indonesia persis berada di bawah Selandia Baru (18 dunia) yang mengemas 375 poin. Sementara posisi tiga besar dihuni oleh Prancis (1531 poin), Amerika Serikat (1515 poin), dan Belanda (1447 poin).
ADITYA BUDIMAN