TEMPO.CO, Yogyakarta - Penyerang naturalisasi, Cristian Gonzales, akhirnya kembali ke Yogyakarta untuk bergabung dengan klub Liga 2 asal Yogyakarta, PSIM.
Sebagai mantan pemain PSS Sleman, Gonzales berharap bergabungnya ia ke Laskar Mataram kelak bisa turut memberi dampak positif tak hanya di dalam lapangan, tapi juga atmosfer luar lapangan yakni di kalangan suporter di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Saya berharap ke depan tak ada lagi perseteruan suporter antar klub di Yogya ini, saya ingin semua bisa damai, apalagi Yogya terkenal dengan budaya sopan santunnya," ujar pemain 42 tahun itu seperti yang disampaikan melalui manajer yang juga istrinya, Eva Nurida Siregar kepada Tempo Rabu petang, 1 Mei 2019.
Sudah menjadi rahasia umum perseteruan antar suporter PSS Sleman dengan PSIM Yogyakarta kerap terjadi bahkan sampai memakan korban jiwa. Baik saat kedua tim bertemu dalam laga derby Liga 2 atau pun saat keduanya tak bertemu laga.
Antar suporter seolah saling curi kesempatan untuk menyerang satu sama lain setiap saat. Bahkan tak hanya antar suporter dari dua tim, sesama suporter pendukung tim yang sama juga bisa terlibat keributan di luar lapangan.
Gonsalez pun menegaskan meski musim Liga 2019 ini ia gagal lanjut memperpanjang kontrak dengan PSS Sleman, namun ia sama sekali tak menyimpan dendam.
"Saya tetap menaruh hormat dan mencintai suporter PSS Sleman seperti keluarga, walaupun sekarang saya berjuang untuk PSIM Yogya," ujar Gonsalez.
Penyumbang 15 gol untuk PSS Sleman pada Liga 2 2018 itu pun memastikan tak akan setengah setengah saat membela Laskar Mataram. Ia juga berambisi membawa PSIM berlaga ke kasta tertinggi sepakbola tanah air, seperti yang sudah ia lakukan pada PSS Sleman.
"Sepakbola ini kerja tim, saya tak akan mampu sendirian tanpa tim saya, jadi tak bisa bergantung pada satu dua orang," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO