TEMPO.CO, Jakarta - Ada puluhan lomba lari yang masuk dalam kalender 2019 di Indonesia. Mengintip situs ayolari.in dalam satu bulan hampir setiap pekan digelar lomba lagi, baik jarak pendek lima kilometer maupun maraton.
Co-founder komunitas lari IndoRunners Yasha Chatib menilai memasuki 2019 berlari sambil berwisata atau liburan akan makin digemari. Menurut dia, pilihan berlari sambil liburan dilakukan karena peserta lomba terdiri dari grup atau beberapa orang. Umumnya, usai lomba para peserta akan berwisata. "Jadi tren larinya itu berhubungan dengan destinasi wisata," kata dia kepada Tempo, Senin, 14 Mei 2019.
Baca juga: Yasha Chatib: Puasa Bukan Alasan Berhenti Lari
Yasha menyebut ada beberapa lomba lari yang cukup menarik perhatian bila melihat aspek wisata. Mereka adalah Bandung Marathon, Bali Marathon, Bromo Marathon, dan Borobudur Marathon. Dari keempat lomba itu Bali Marathon jadi rekomendasi utama. "Animonya beda-beda di tiap lomba. Bali Marathon hype-nya turun, tapi dari sisi panitianya bagus," ucapnya.
Saat ini, lanjut Yasha, salah satu lomba yang cukup menarik perhatian para pelari ialah Borobudur Marathon yang dijadwalkan digelar November 2019. "Hype-nya lagi tinggi," kata dia.
Baca Juga:
Namun bagi warga ibu kota Jakarta, Yasha menyarankan agar memasukkan lomba lari Milo Jakarta International 10K dalam agenda. Menurut dia, dari sisi penyelenggaraan lomba Jakarta International 10K makin bagus setiap tahunnya. "Saya sendiri tahun ini absen dulu. Rencananya tahun depan ikut Kyoto Marathon," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN