TEMPO.CO, Jakarta - Juara dunia tinju kelas berat versi WBC, Deontay Wiilder menuai kecaman akibat pernyataannya dalam jumpa pers menjelang laga tinju dunia kontra Dominic Breazeale, Kamis 16 Mei di New York.
Pertarungan Wilder vs Breazeale dijadwalkan bakal digelar di Barclay Center Brooklyn, New York pada Sabtu 18 Mei atau Minggu pagi WIB.
Dalam jumpa pers itu, Wilder mengeluarkan pernyataan yang vulgar tentang ancaman pembunuhan. Petinju berusia 33 tahun itu menyebutkan bahwa membunuh dalam tinju adalah legal.
Baca: Jadwal Tinju Dunia Akhir Pekan: 5 Duel, Ada Wilder Vs Breazeale
“Saya ingatkan bahwa saya tidak mencari Breazeale, namun dia yang menantang. Tinju adalah olahraga yang melegalkan seseorang menghajar orang lain. Ini adalah olahraga pria. Ini adalah olahraga di mana Anda bisa membunuh seseorang, namun mendapat bayaran. Itu legal. Jadi, mengapa saya tidak menggunakan hak saya untuk melakukan itu?” ujar Wilder.
Jelas kecaman bertubi-tubi datang termasuk dari pelatih Wilder sendiri, Virgil Hunter. Pelatih yang juga menangani Amir Khan itu mengatakan bahwa sebagai petinju profesional dan juara, Wilder tidak seharusnya mengatakan hal seperti itu.
Mantan juara kelas berat WBC asal Inggris, Frank Bruno juga mencuit dalam akun twitternya bahwa ucapan Wilder tersebut sangat tidak pantas terlontar dari mulut seorang juara tinju profesional.
Baca: Tinju Dunia: Daud Yordan Berlatih di Madrid
WBC juga mengeluarkan pernyataan menyesalkan pernyataan soal “membunuh” yang dilontarkan Wilder itu.
“Saya sudah mendengar sendiri pernyataan Wilder itu, yang mencederai spirit dari olahraga tinju. Wilder seharusnya meminta maaf atas ucapannya tersebut. Saya sudah mengenal lama mengenal Wilder, dan dahulu dia bukan sosok yang seperti itu,” ujar Mauricio Sulaiman, Presiden WBC.
WBC berencana menggelar sidang untuk meminta pertanggung jawaban Deontay Wilder atas pernyataan kontroversial tersebut, seusai laga kontra Dominic Breazeale.
ESPN | BBC