TEMPO.CO, Yogyakarta - Grand Master Susanto Megaranto akan menjadi wakil Indonesia yang akan turun dalam Piala Dunia Catur di Rusia pada 9 September-2 Oktober 2019. Sedangkan Woman Grand Master catur Indonesia, Medina Warda Aulia akan berlaga pada Piala Dunia Catur Wanita 2020.
Susanto menilai persaingan dalam ajang Piala Dunia yang kali ketiga ia ikuti sepanjang kariernya itu bakal makin sengit kompetisinya.
"Saya belum tahu calon lawan yang turun nanti siapa di Piala Dunia, biasanya satu bulan baru diumumkan. Dari situlah baru bisa dipersiapkan benar benar," ujar Susanto ditemui Tempo di Yogyakarta, Jumat 14 Juni 2019.
Susanto menuturkan Piala Dunia kali ini lebih berat. Dengan sistem pertandingan hanya dua babak, maka kejelian mengatur langkah benar benar jadi pertaruhan kalah menang.
"Semua harus dipersiapkan, tak hanya praktek tapi justru kuasai juga teorinya sebanyak mungkin," ujar Susanto. Sebab dengan duel dua babak seperti Piala Dunia, justru yang perlu dipersiapkan benar adalah saat fase awal agar tak gugur ke langkah selanjutnya. "Piala Dunia itu tergantung opening-nya bagaimana, kalau bagus maju terus," ujarnya.
Susanto mengakui yang paling diwaspadai dalam ajang bergensi Piala Dunia adalah langkah langkah kejutan yang belum pernah atau jarang sekali dimainkan.
Yang bikin berat, saat ini masing masing pecatur bisa mengetahui trek rekor strategi dan taktik yang kerap dimainkan berkat kemajuan teknologi. Data dasar permainan para pecatur dunia sendiri, ujar Susanto, sudah terekam dengan baik sejak 2000.
"Sekarang lewat kemajuan teknologi, (permainan catur) ada datanya, bisa dilihat replay-nya, ada database, referensinya sudah sama lengkap untuk langkah kejutan, lawan bisa mempelajari kita, begitu juga sebaliknya," ujarnya.
Susanto menduga kuat, para pecatur dari negara negara bekas Uni Soviet masih akan menjadi calon lawan terberat dalam Piala Dunia 2019 ini. Dengan budaya caturnya yang kuat, para pecatur dari negara bekas Uni Soviet itu diprediksi Susanto bakal tampil dominan. .
Susanto sendiri mengaku takjub dengan cara pemerintah Rusia dalam membudayakan catur pada generasinya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Bahkan duta besar Rusia, ujar Susanto, pernah ia dengar berkata jika seorang anak bagus pelajaran sekolahnya namun tak pernah menjuarai turnamen catur dalam beberapa bulan, maka si anak bisa tak lulus sekolahnya.
Salah satu persiapan Susanto dan Medina mempersiapkan Piala Dunia dengan intens mengikuti serangkaian turnamen. Salah satunya Japfa Grand Master dan Woman Grand Master Chess di Yogya 13-22 Juni 2019.
Ketua PB Persatuan Catur Indonesia (Percasi), Utut Adianto, mengatakan, duo Grand Master itu sebelum terjun ke Piala Dunia juga lebih dulu telah diikutkan dalam kejuaraan catur tingkat Asia Timur di Mongolia pada 15 April lalu dan berhasil menjadi yang terbaik.
Utut mengatakan dalam persiapan Piala Dunia, Susanto dan Medina berlatih di bawah bimbingan Grand Master Ruslan Scherbakov dari Rusia. Mereka juga bertanding melawan sejumlah Grand Utut berharap Susanto Megaranto bisa lolos hingga putaran kedua dalam Piala Dunia nanti. Mengingat, rekor terbaik pecatur Indonesia masih menjadi milik Utut yang tiga kali lolos putaran kedua pada 1997, 2000, dan 2004. PRIBADI WICAKSONO