TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI), Marciano Norman, menyatakan, tidak perlu menjadi orang kaya untuk menjadi pemimpin di dunia olahraga. Ia tak setuju bila posisi ketua ditempati oleh orang-orang yang bermodal.
Baca: Bedah Calon Ketua KONI: Ini Daftar Misi Marciano Norman
Menurut calon ketua KONI ini, menjadi tantangan tersendiri bila seorang pemimpin bisa mengurus organisasi tanpa mengandalkan kekayaan pribadi. "Pemimpin olahraga itu harus yang mampu kelola organisasi dengan baik dan sehat," kata Marciano saat ditemui Tempo di kediamannya di Cikini, Jakarta, Rabu, 19 Juni 2019.
Agar tak merugi secara personal, Marciano menilai, penting bagi pemimpin membangun sistem manajemen yang sehat dan profesional. "Bagaimana agar tidak nombok ya diperbaiki sistemnya. Agar pemimpin berikutnya tinggal gunakan otak untuk jalankan organisasi," ucapnya.
Baca: 3 Kandidat Sudah Ambil Formulir Calon Ketua KONI, Siapa Mereka?
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara itu menyatakan punya strategi agar cabang olahraga bisa mandiri dalam menjalankan organisasi. Ia menyebut pengurus cabang olahraga bisa bekerja sama dengan perusahaan negara atau swasta untuk mendanai kegiatan olahraga atau pembinaan atlet. Langkah itu sudah dilakukan Marciano saat menjadi Ketua Umum PBTI selama dua periode (2011-2019).
Sebagai salah satu kandidat calon Ketua KONI Pusat 2019-2023, Marciano bertekad mendorong cabang olahraga lebih mandiri. Ia juga akan mengubah organisasi KONI bila dinilai tak selaras dengan visi-misinya.
Baca: Calon Ketua KONI: Muddai Madang Ingin Olahraga Jadi Industri
Menurut dia, ke depan KONI harus bisa menjawab tantangan, yakni meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. "Kalau di militer, siap tempur. Kalau di olahraga, siap kalahkan lawan di (turnamen) single event dan multievent," kata purnawirawan bintang tiga TNI AD itu.
ADITYA BUDIMAN