TEMPO.CO, Jakarta - Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat diwarnai aksi mundur atau walk out. Sejumlah KONI provinsi dan pengurus cabang olahraga tak terima dengan keputusan Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) pencalonan Ketua Umum KONI Pusat.
Pasalnya, hanya ada satu calon dalam pemilihan ketua umum yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019. Ketua KONI Provinsi Sumatera Barat Syaiful menyatakan TPP telah melanggar anggaran dasar KONI karena tidak meloloskan Muddai Madang yang kurang mendapat dukungan saat proses verifikasi.
Menurut dia, setiap anggota KONI, baik provinsi dan pengurus cabang olahraga memiliki kedudukan yang sama. "Tidak ada perbedaan anggota, baik KONI Provinsi maupun cabang olahraga," ucapnya.
Syaiful mengklaim aksi walk out mendapat dukungan penuh dari 12 KONI provinsi dan 28 pengurus cabang olahraga. Anggota Musornas yang melakukan walk out dilakukan saat sidang memasuki agenda pemilihan calon Ketua Umum KONI Pusat.
Tercatat ada 34 KONI provinsi dan 67 organisasi olahraga nasional yang hadir dalam Musornas. "Kami akan sampaikan pelanggaran ini ke Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga)," kata Syaiful.
Ketua Umum KONI Pusat terpilih Marciano Norman menghormati sikap yang diambil oleh peserta Musornas. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia itu, perbedaan merupakan hal lumrah. "Bagi yang keluar, pintu saya selalu terbuka untuk komunikasi dengan mereka," ucap Marciano.
Langkah pertama setelah terpilih menjadi ketua umum, Marciano Norman menuturkan, akan melakukan konsolidasi. Ia berharap seluruh anggota segera merapatkan barisan. "Saya juga akan membentuk tim formatur untuk kepengurusan," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN
