Pertandingan ini seru sekali bak pertarungan dua singa yang bertarung habis-habisan sampai perlaya. Hercog sepertinya bakal menjadi petenis yang menghentikan langkah si anak ajaib ketika dia merampas set pertama dengan 6-3. Semua orang menjadi tambah yakin itulah saat Gauff harus berhenti ketika dia tertinggal 2-5 pada set kedua.
Tapi remaja penyuka musik yang menjadi petenis termuda yang memenangi sebuah pertandingan Grand Slam setelah Jennifer Capriati pada 1991 ini, tak mengenal kata menyerah. Dia bangkit mengejar defisit sampai memaksakan tie-break.
Hercog nyaris menyudahi perlawanan Gauff setelah tiga kali match point, satu saat memegang servis, dan dua kali pada tie-break set kedua. Tapi Gauff mementalkan itu semua, untuk kemudian berbalik merampas set yang sudah di depan mata Hercog itu.
Cori Gauff, terjatuh saat mengembalikan pukulan lawannya Venus Williams dalam pertandingan babak pertama Grand Slam Wimbledon di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, 1 Juli 2019. Cori Gauff, petenis paling muda yang lolos ke undian utama dalam era profesional. REUTERS/Toby Melville
Pada kedudukan tie-break 7-7, Gauff menghujamkan smash keras yang sudah tak mungkin lagi dihadang Hercog sehingga angka 2-5 pada set kedua pun berbalik menjadi 7-6 untuk kejayaan Gauff.
Hercog sempat tak mau kehilangan muka ketika dia berusaha mengejar ketika tertinggal 1-4 pada set ketiga. Tetapi saat itu Gauff sudah luar biasa percaya diri.
Hercog berhasil mendekat, tetapi Gauff-lah yang menyudahi set ketiga ini dengan 7-5 ketika saling tipu pukulan berakhir pada lob Hercog yang melambung di atas Gauff yang sudah terkecoh tetapi mendarat di luar garis permainan untuk memenangkan Gauff.
Gauff serentak melemparkan raket, mengangkat kedua tangan, lalu berjingkrak melampiaskan akhir bahagia dari pertandingan terberat yang sejauh ini dia jalani.
Uniknya, para penonton ikut berjingkrak sambil mengepalkan tangan ke udara demi merayakan kemenangan sensasional Gauff dalam pertandingan heroik itu.