TEMPO.CO, Jakarta - Barbora Strycova, 33, adalah pemain yang pertama kali menembus semifinali tunggal putri Grand Slam pada usia paling tua di era tenis terbuka. Ia meraihnya di Wimbledon 2019 ini. Pada usia dua tahun, ia dibawa kakeknya mengunjungi museum Wimbledon. “Saya melihat trofinya,” kata Strycova. “Saya merasakan akan bermain di sini kelak.”
Lebih dari tiga dekade kemudian, Strycova akhirnya bisa semakin dekat untuk bisa meraih gelar Grand Slam pertama sepanjang kariernya di turnamen akbar lapangan rumput di London, Inggris, itu.
Ia menjadi pemain tertua yang mencapai semifinal tunggal putri Grand Slam pertama kali pada era tenis terbuka setelah mengalahkan pemain harapan tuan rumah, Johanna Konta, 7-6 (5), 6-1 di Centre Court, Selasa, 9 Juli 2019.
Petenis Republik Cek ini hampir mencapai puncak kariernya setelah berjuang cukup lama sejak meraih gelar junior Grand Slam pada Australia Terbuka 2002. Saat itu, ia mengalahkan Maria Sharapova, yang dua tahun kemudian petenis Rusia itu memenangi Wimbledon pada usia 17 tahun.
Sedangkan Strycova harus menunggu 15 tahun untuk bisa mencapai semifinal Grand Slam di nomor tunggal. Pada 2014, ia terhenti pada perempat final Wimbledon.
“Saya sebenarnya bukan orang yang sabar,” kata Strycova, Selasa lalu. “Tapi, saya seorang petarung. Saya suka bertarung untuk mendapatkan apa yang saya inginkan,” kata peringkat 54 dunia tunggal dan petenis ganda putri nomor tiga dunia ini.
Setelah pertandingan perempat final Wimbledon, sejumlah wartawan asal Inggris berfokus pada pertanyaan tentang hilangnya fokus Konta unggul 4-1 pada set pertama. Mereka masih menganggap Barbora Strycova sebagai pemain non-unggulan yang bukan siapa-siapa.
THE NEW YORK TIMES | WTA TENNIS