TEMPO.CO, Jakarta - Tenis dunia kembali menghadirkan pertarungan olahraga yang spartan pada final tunggal putra Wimbledon di Center Court, All England Lawn Tennis & Croquet Club, London, Inggris, dinihari tadi, Senin 15 Juli 2019, antara Novak Djokovic dan Roger Federer.
Kemenangan Novak Djokovic, juara bertahan dan petenis nomor satu dunia saat ini, melawan Roger Federer baru bisa dipastikan setelah terjadi tie-break 12-12 pada set kelima. Pada ujung pertarungan itu, Federer sudah menurun dan kalah 3-7.
Tapi, sebelum menurun itu, Federer yang sedang memburu gelar kesembilan di Wimbledon memberikan perlawanan hebat. Dan, yang tidak kalah penting, teriakan yang mendukung Federer lebih bergema dibandingkan yang memihak Djokovic.
Pada usia 37 tahun 340 hari, Federer juga sedang berusaha menjadi pemain tertua pada era tenis terbuka yang memenangi gelar tunggal putra Grand Slam. Federer nyaris mencapainya karena setidaknya ia sudah mencapai match point dua kali pada set kelima sebelum terjadi tie-break 12-12.
Pertandingan berlangsung dari Minggu sampai Senin dinihari tadi, 15 Juli 2019. Juara bertahan dan pemain nomor satu dunia dari Serbia itu mengalahkan Federer asal Swiss 7-6 (7-5), 1-6, 7-6 (7-4), 4-6, 13-12 (7-3) dalam pertarungan epik lebih dari empat jam.
Pada set keempat, Roger Federer sudah unggul 5-2. Tapi, Djokovic mampu menahan Federer untuk menyamakan kedudukan secara keseluruhan. Petenis Serbia itu mengejar balik sampai 4-5. Pada saat kritis seperti itu, Federer berhasil keluar dari tekanan dan memimpin 30-0 sebelum memenangi game ke-10 itu.
Pertandingan pada set kelima berjalan lebih menegangkan. Federer menyamakan kedudukan menjadi 4-4 dan mengganti raketnya. Petenis Swiss ini kemudian memimpin 5-4. Djokovic pantang menyerah dan menyamakan kedudukan 5-5. Federer unggul lagi 6-5.
Pertarungan klimaks ini berjalan alot sampai 30-30 pada game ke-11 set kelima dan kemudian terjadi deuce setelah 40-40. Ketika pukulan pengembalian Djokovic melebar kedudukan menjadi 6-6 pada set penentuan.
Untuk pertama kalinya dalam tahun ini di Grand Slam Wimbledon, tie-break baru akan diberlakukan jika skor sampai 12-12 pada set penentuan.
Federer kemudian unggul lagi 7-6 dan disamakan Djokovic 7-7. Pertandingan secara maraton ini terus berjalan seru dan menegangkan. Federer memimpin 8-7. Tapi, Djokovic memperlihatkan kalibernya sebagai pemain nomor satu dunia ini ganti mematahkan servis Federer sehingga kedudukan menjadi 8-8. Djokovic kemudian dengan cepat unggul 30-0 sebelum ganti memimpin 9-8.
Roger Federer. REUTERS/Tony O'Brien
Roger Federer terus bertahan mengimbangi Djokovic 9-9. Dua petenis dunia ini bermain sampai ke puncak batas kemampuan terbaik mereka. Djokovic unggul 10-9. Giliran Federer memegang servis dan kemudian menjadi 10-10. Ini menuju pertarungan sensasional: tie-break jika skor 12-12!
Novak Djokovic giliran melakukan pukulan servis. Ia memimpin 30-15 sebelum memenangi game ke-21 sehingga skor menjadi 11-10 untuk keunggulan petenis Serbia ini. Bayangan tie-break kian dekat ketika Federer selanjutnya memimpin 30-15 pada game ke-22. Skor menjadi 11-11 pada set kelima. Set penentuan ini sudah berjalan 100 menit.
Novak Djokovic unggul 40-0 pada saat memegang servis. Federer belum habis 15-40 dan kemudian menjadi 30-40. Lantas deuce setelah 40-40. Federer meraih advantage. Deuce lagi dan ganti Djokovic yang meraih advantage sebelum deuce lagi. Untuk keempat kali terjadi deuce. Novak Djokovic tak membuat kesalahan lagi untuk mengamankan keuntungannya sehingga memimpin 12-11. Federer terus bertarung gigih untuk memaksakan tie-break setelah skor 12-12.
Novak Djokovic melesat 4-1 dalam tie-break sebelum Federer mendapat giliran melakukan pukulan servis. Belum ada kata menyerah. Federer mengejar 2-4 dan kemudian 3-4 sebelum Djokovic melakukan servis.
Djokovic di ambang kemenangan dengan memimpin 6-3 dalam tie-break set kelima setelah kedudukan 12-12. Djokovic tinggal butuh satu angka lagi saat Federer memegang servis. Dan, terjadilah, 7-3 untuk Novak Djokovic.
Pertarungan ini patut dikenang sebagai salah satu pertandingan tenis terhebat yang pernah ada. Buat Novak Djokovic, 32, ini adalah gelar kelimanya di lapangan rumput Wimbledon dan menyamai prestasi Bjorn Borg dari Swedia. Sedangkan Roger Federer gagal untuk memenuhi ambisinya yaitu memenangi Wimbledon kesembilan kalinya.