TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan petenis tunggal putra Novak Djokovic melawan Roger Federer pada babak fimal Grand Slam Wimbledon di Center Court, All England Lawn Tennis & Croquet Club, London, Inggris, Senin dinihari, 15 Juli 2019 masih terus dibicarakan.
Pasalnya, pertandingan itu akan dikenang sebagai salah satu pertandingan tenis terbaik di dunia sepanjang masa. Pertandingan itu juga bakal diingat sebagai tontonan olahraga paling menarik.
Craig O'Shannessy, anggota tim pelatih Djokovic, menulis di situs atp.tour edisi 15 Juli 2019. Dalam tulisannya di situs badan tenis putra profesional dunia itu, O’Shannessy mengingatkan kembali bahwa kunci kemenangan pemainnya dalam pertarungan maraton itu adalah kemampuannya menang pada saat terjadi tie-break.
Novak Djokovic mengalahkan Roger Federer 7-6 (5), 1-6, 7-6 (4), 4-6, 13-12 (3) dalam pertandingan yang berlangsung pada Minggu malam lalu waktu Indonesia sampai Senin dihari. Memang terlihat tiga kali tie-break yang terjadi dalam pertarungan ketat lima set itu selalu dimenangi Djokovic, 7-6 (7-5), 7-6 (7-4), 12-13 (7-3).
Federer hanya bisa memberikan perlawanan paling ketat pada saat tie-break pada kesempatan pertama dan kemudian terus menurun.
Federer memenangi 13/15 poin dari servis dan voli serta 51/65 poin dari bergerak maju ke depan net dari posisi baseline. Tapi, dalam total 33 poin dalam tiga kali tie-break, Federer hanya memenangi satu poin di depan net dari dua kali usaha maju ke depan jaring.
Sebanyak 20 dari 33 poin dalam tiga kali tie-break dihasilkan dari pertarungan dua petenis dari baseline. Dan, Djokovic lebih mendominasi dalam pertarungan adu reli pukulan dari garis belakang ini, yakni merebut 16 poin dan Federer hanya empat poin.
Dalam delapan kali adu reli pukulan yang mencapai dua digit, Novak Djokovic memenangi enam kesempatan di antaranya.
Ketika Roger Federer meraih dua championship point ketika unggul 8-7, 40/15 selagi mendapat giliran melakukan servis, dalam set kelima, ia kehilangan empat poin beruntun. Tiga antaranya terjadi ketika dua pemain beradu pukulan dari baseline.
Pertandingan ini menghasilkan 422 poin. Sebagian besar di antaranya, 46 persen, dihasilkan dari pertarungan dari baseline. Hal ini terjadi setelah pemain melakukan pukulan servis dan lawan sukses melakukan pengembalian pukulan.
Inilah kunci kemengan Djokovic lainnya. Ia sukses membuat Federer lebih banyak tertahan di garis belakang dalam beradu pukulan.
Dari baseline ini, Djokovic menang sebanyak 59 persen (114/194). Federer 41% (80/194).
Hal lainnya yang membuat Novak Djokovic akhirnya berhasil menaklukkan Roger Federer adalah pukulan servis pertamanya yang masuk dan mengarah ke tubuh Federer. Djokovic bisa meraih delapan poin dari 10 kali servis pertama yang mengarah dan Federer hanya sekali mendapat poin.
Kemenangan kelima Novak Djokovic pada Wimbledon ini terjadi dengan sangat mengesankan dan menegaskan predikatnya sebagai petenis nomor satu dunia saat ini.