TEMPO.CO, Jakarta - Priska Madelyn Nugroho baru saja menorehkan hasil apik di pentas dunia dengan lolos ke babak perempat final turnamen tenis grand slam Wimbledon Junior 2019. Senin sore, 16 Juli 2019 di lapangan tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, ia pun berbagai cerita.
Saat itu, ia baru usai menggelar latihan. Ayahnya, Albert Nugroho, dan Ketua Umum Persatuan Tenis Indonesia (Pelti) Rildo Ananda Anwar dari kejauhan mengamati. Sesekali Albert membantu Priska kala kesulitan menjawab pertanyaan media.
Bagi Priska tampil di turnamen grand slam sekelas Wimbledon merupakan pencapaian terbaiknya. Tak sekedar tanding, ia amat senang bisa mencapai babak perempat final. "Namanya grand slam semua pemain top dunia bermain dan persaingan berat sekali sejak awal," kata Priska.
Petenis junior Priska Madelyn Nugroho saat ditemui di sela latihan di lapangan tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO/Aditya Budiman
Pemain berusia 16 tahun itu menyatakan mendapat banyak pelajaran berharga usai bermain di Wimbledon. Selain harus terus meningkatkan kemampuannya, Priska dituntut untuk bermain lebih menyerang. "Pokoknya ke depan aku harus lebih agresif lagi di important point," ucap Priska yg sudah mengenal tenis sejak usia tujuh tahun.
Keberhasilan Priska menembus Wimbledon tak lepas dari peran Albert. Sang ayah sudah merancang turnamen tenis yang mesti diikuti putrinya sejak tiga tahun lalu. Memulai turnamen dari level terendah pada usia 13 tahun, Priska bermain konsisten dan menunjukkan peningkatan permainan setiap tahunnya.
Hasilnya, peringkat Priska di ITF level junior ikut terdongkrak. Usai menembus perempat final Wimbledon rangking Priska saat ini ada di posisi ke-32 atau naik 19 peringkat dari sebelumnya.
Tahun depan, perempuan kelahiran Jakarta itu berada diambang karier profesional. Albert menyatakan saat ini belum memutuskan apakah Priska akan melanjutkan kariernya ke level profesional. "Kami mau membawanya ke profesional, tapi akan dilihat lagi peringkat dan perkembangannya tahun depan," ucapnya.
Petenis Indonesia, Priska Medelyn Nugroho, di arena Wimbledon 2019. (youtube/@Dharu Kusuma Hady)
Albert menilai tenis tidak sekedar olahraga semata. Ia menyatakan tenis merupakan olahraga individu yang memerlukan dukungan finansial. Sejauh ini semua biaya Priska dan tim pelatih mengikuti turnamen di luar negeri berasal dari kantong sang ayah. "Setiap turnamen biasanya membutuhkan dana Rp 25 juta," kata dia.
Ke depan, Albert akan meningkatkan kerja sama dengan Pelti untuk membantu memfasilitasi agenda turnamen yang ingin diikuti. Ia berharap kerja sama dengan Pelti bisa membantu meningkatkan penampilan Priska. "Pelti itu banyak membantu dalam hal endorse (untuk dapatkan undangan). Kalau dengan undangan bisa gratis," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN