TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pergelaran balap mobil Formula E di Jakarta belum mencapai keputusan final. Masih perlu beberapa tahap pembicaraan lago sebelum akhirnya balap mobil listrik itu digelar di ibu Kota Indonesia.
Sebelumnya melalui akun instagram, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa Jakarta akan menjadi salah satu penyelenggara Formula E.
Anies mengatakan keputusan itu dihasilkan setelah dia menyaksikan seri terakhir Formula E di New York pada pekan lalu, dan melakukan finalisasi rencana dengan CEO Formula E, Alejandro Agag.
Namun kemudian muncul pernyataan dari Formula E bahwa soal pergelaran balap tersebut di Jakarta belum final.
“Kami masih harus melakukan pertemuan lanjutan untuk menuntaskan rencana tersebut. Sebab itu kami belum bisa memberikan keputusan soal Formula E Jakarta,” ujar juru bicara Formula E.
Saat ini ada dua agenda kosong untuk pergelaran Formula E musim balap 2019/2020. Namun belum diputuskan kota yang bakal mengisi jadwal tersebut.
Jadwal pertama adalah 14 Desember 2019, dan inilah yang diincar Anies sebagai Formula E Jakarta. Namun yang meragukan adalah kesiapan Jakarta untuk menyiapkan infrastruktur balapan, mengingat waktu yang sangat mepet.
Kemungkinan besar slot 14 Desember 2019 akan menjadi milik Marrakech, Maroko. Kota ini jauh lebih siap dibandingkan Jakarta, karena sudah menjadi penyelenggara balap Formula E sejak musim balap 2016-2017.
Satu agenda kosong lagi ada pada 21 Maret 2020. Jakarta juga bisa ditempatkan di sini, namun Jakarta punya pesaing yaitu Sanya. Kota di Cina itu ingin menjadi tuan rumah lagi, setelah sukses menggelar Formula E pada tahun ini.
Jadi yang paling memungkinkan, seperti dikutip Motorsport.com, jika Jakarta ingin menjadi penyelenggara Formula E adalah di musim balap 2020/2021, dengan pertimbangan agar infrastruktur sudah disiapkan.
MOTORSPORT