TEMPO.CO, Jakarta - Turnamen bulu tangkis BliBli Indonesia Open 2019 selalu dipadati penonton. Selain melihat aksi heroik para pemain Indonesia di arena, para suporter juga berharap berjumpa dengan idola mereka, kalau bisa berinteraksi.
Namun, untuk berinteraksi dengan pemain bukan soal mudah. Beberapa penggemar pun rela melakukan apa saja demi idola mereka, sekedar meminta tanda tangan, berfoto bersama, atau hanya sekedar bertatap muka, atau berjabat tangan.
Hal seperti itu terlihat sepanjang gelaran Indonesia Open Istora, Senayan, Jakarta. Para suporter berharap keberuntungan mendapat momen tepat untuk berinteraksi.
Tak jarang ada idola mereka yang hanya lewat dan melambaikan tangan kepada mereka lalu menghilang menuju ke ruang tunggu mereka. Hal itu pun sudah cukup untuk membuat para penggemar hingga berteriak histeris dan kegirangan.
Kala jadwal pertandingan padat dan banyak sehingga banyak digelar konferensi pers seusianya, seringkali para penggemar rela menanti dibalik pagar pembatas untuk bertemu pemain. "Perjumpaan" itu pun umumnya berlangsung tidak sampai lima menit.
Ada yang beruntung berhasil mendapat sesi swafoto, ada yang hanya berhasil berjabat tangan, ada yang minta atlet untuk membubuhkan tanda tangan pada barang barang mereka, dan ada juga yang hanya bisa meneriaki tanpa dapat mendekat.
Hal inilah yang dilakukan oleh Tania, Tia, dan Kiki. Datang menggunakan transportasi umum, mereka mengaku datang ke Istora, Senayan untuk menonton idolanya berlaga. Rencana mereka ternyata tidak berjalan mulus lantaran tiket yang hendak mereka beli telah habis terjual. Keberadaan calo pun tidak membantu lantaran harga tiket yang menjadi mahal.
Tania mengeluhkan susahnya mendapat tiket. “Saya datang jam 10, tahu-tahu sudah habis tiket ots (on the spot), setelah itu kita cari cari ke calo pas ditanya tanya harganya malah berkali kali lipat malah tiga kali lipat harganya, tiga sampai empat kali lipat harganya, awal yang paling murah kan black tuh, itu 75.000, saat di calo dia nawarinnya 300 ribu, kemudian untuk yang red, red harga normalnya 125 ribu, kemudian pas ditanya ke calo harganya 450 ribu,” kata dia.
Hendra Setiawan berfoto bersama sejumlah pengunjung Indonesia Open 2019,18 Juli 2019. Tempo/Ridwan Kusuma Al-Aziz
Alhasil Tania dan temannya hanya dapat duduk di depan pagar penjagaan sambal menunggu idolanya lewat. “Jadi ya terpaksa aja kita di sini, karena kita tahu biasanya tuh atlet selesai interview suka lewat sini, dan kadang setelah interview suka foto bareng fans nya.”
Usaha mereka setidaknya membuahkan hasil. Foto bersama idola dan jabatan tangan serta video berhasil mereka dapat setelah berdiam di sana setidaknya enam jam.
Tiara menyebutkan buruan atlet yang berhasil mereka dapatkan. “Dari jam 12 sampe sekarang, udah banyak mulai dari chou tien chen, Jorji (Gregoria Mariska Tunjung), Ginting ( Anthony Sinisuka Ginting), Jonatan (Jonatan Christie), Ahsan/Hendra (Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan), Owie/Winny (Tontowi Ahmad/Winny Oktavia Kandow, Butet (Liliyana Natsir), terus tadi ada Hafiz/Gloria (Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja) juga.”
Kurniawan, penjaga kemanan di sekitar pagar pembatas, mengatakan bahwa hal seperti itu sudah biasa terjadi. Walaupun begitu, ia mengatakan bahwa kondisi sekitar pagar pembatas masih aman terkendali. “Mereka nggak ada yang aneh aneh sih untuk saat ini, Cuma banyak teriakan aja, karena mereka ngefans dengan pemainnya, histeris, Cuma nggak seperti konser lah,” kata dia.
Pria yang melakukan penjagaan mulai 07.00 hinga 22.00 itu mengimbau kepada para penggemar Indonesia Open untuk dapat tertib dalam menanti idolanya di area pagar pembatas ini. “Ya mereka harus tertib, gimana caranya mereka harus tertib biar nggak ada yang sampe cedera, barikade nggak rubuh.”
RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ