TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 12 tim esports melaju ke final ES Jagoan Series-Free Fire Indonesia. Final yang digelar 12 Agustus 2019 di Mall of Indonesia, Jakarta menyediakan hadiah sebesar US$ 20 ribu atau setara dengan Rp 281 juta.
Project Manager Jagoan Series ESL Indonesia, Stefano Adrian, mengatakan kehadiran turnamen Jagoan Series bertujuan mengembangkan kualitas ekosistem esports di Indonesia. Ia berharap semua kalangan bisa meramaikan kejuaraan esports, khususnya ESL Indonesia.
"Harapannya adalah keterbukaan esports untuk semua. Tidak hanya tim dan pemain pro yang sudah berpengalaman saja," kata Stefano dalam rilis yang diterima Tempo, Rabu, 31 Juli 2019.
Selama dua bulan, ESL Indonesia menggelar kualifikasi yang diikuti lebih dari 4.700 tim di tiga kota besar, yakni Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Kualifikasi juga diikuti oleh tim profesional. Hanya 12 tim terbaik yang berhak lolos ke babak final. Turnamen kali ini menggunakan aturan yang digunakan di liga resmi Garena (sebagai publisher dari Free Fire di Indonesia) serta Map Purgatory dan Bermuda.
Ke-12 tim yang melaju ke final ialah Star8, SFI Zet Alpha, Bigetron, Swift Frontline, Louvre Indopride. Lalu RRQ Fudo, Comeback Esports, Jakarta Army Done, Dragon Navi. Berikutnya Dranix Esports, SES Alfalink, dan Alter Ego Devil.
Stefano menambahkan dengan adanya turnamen Jagoan Series berbagai komunitas kecil esports bisa mendapatkan pengalaman berkompetisi dengan standar internasional. Tak hanya itu mereka juga mendapatkan ruang bertanding berkualitas dan berkesempatan unjuk kemampuan melawan tim profesional. "Jagoan Series diselenggarakan untuk merangkul komunitas kecil dari seluruh penjuru Indonesia," kata Stefano.
Selain memperebutkan hadiah uang tunai, lanjutnya, juara Jagoan Series akan mendapatkan tiket untuk kembali bertarung pada Free Fire Indonesia Master 2019 Grand Final. Stefano menyatakan ESL ingin menyediakan perjalanan from zero to hero bagi peserta turnamen. "Karena ada tim jagoan komunitas yang melaju ke Final dan diakuisisi organisasi esports besar di Indonesia," tutur Stefano.
MOH KHORY ALFARIZI