TEMPO.CO, Jakarta - Kematian petinju Maxim Dadashev seusai laga melawan Subriel Matias di Oxon Hill, Maryland, Amerika Serikat pada 19 Juli lalu menyisakan duka dan kegalauan yang sangat dalam bagi Elizaveta Apushkina, janda petinju asal Rusia tersebut.
Harapan Apushkina untuk mendampingi suaminya menjadi juara tinju dunia pupus, setelah Dadashev meninggal akibat pendarahan otak usai dikalahkan Matias petinju asal Puerto Riko lewat TKO ronde 11.
“Saya tak sanggup untuk memberi tahu anak kami Daniel bahwa ayahnya sudah meninggal. Saya hanya membawa dia masuk ke ruang perawatan di rumah sakit untuk menengok Maxim, dan Daniel mengucapkan selamat tinggal untuk ayahnya yang saat itu belum sadar,” ujar Apushkina berkisah.
“Saya masih belum tahu harus berkata apa soal kepergian Maxim. Daniel hanya tahu ayahnya dirawat di Amerika Serikat. Setiap hari dia hanya memandangi foto-foto Maxim yang banyak tergantung di dinding tak kurang dari 40 buah,” kata Apushkina lagi.
Jenazah Dadashev sudah diterbangkan kembali ke kota asalnya di St Petersburg, Rusia dan dimakamkan secara Islam pada awal pekan ini.
Dadashev tewas di saat dia sedang dalam jalur cepat untuk menuju tangga juara dunia. Dia tak terkalahkan dalam 13 laga dengan 11 kemenangan KO, serta ditangani oleh tim manajemen yang baik di Oxnard, California. Dadashev meninggalkan keluarganya di St. Petersburg untuk meniti karier di Negeri Paman Sam.