TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) perusahaan yang mengelola klub PSS Sleman pada Sabtu, 17 Agustus 2019, mengumumkan bahwa Viola Kurniawati telah mengundurkan diri sebagai CEO PT PSS
Viola sendiri baru seumur jagung menjabat sebagai CEO di PSS. Eks media officer Persija Jakarta itu baru resmi menjabat CEO PSS per 18 Mei 2019 setelah berlangsungnya Rapat Umum Pemegang Saham di Sleman, Yogyakarta.
Surat pengunduran itu tertanggal 16 Agustus 2019 dan berlaku efektif per 31 Agustus 2019 itu akan dibahas oleh para pemegang saham PT PSS.
“Kami tidak mau tergesa-gesa menentukan sikap. Kami akan berbicara dengan para pemegang saham dan pemangku kepentingan di Sleman,”ujar Komisaris PT PSS, Soekeno, 17 Agustus 2019.
Soekeno yang sebelumnya menjadi CEO PT PSS juga mengatakan, keputusan Viola untuk mengundurkan diri itu sangat disayangkan. Namun, itu merupakan hak Viola dan PSS tetap akan bersemangat bergerak mengarungi kompetisi Liga 1.
Sebelum memutuskan hengkang, sejumlah isu tak sedap sempat menerpa Viola. Yang paling santer soal belum dibayarkannya bonus pemain oleh manajemen.
Viola tak nyaman menghadapi isu itu. Padahal menurutnya ia sudah menuntaskan hal yang menjadi tugasnya. Termasuk soal bonus pemain. "Bonus pemain kan memang dari awal sudah ada," ujarnya.
Hanya saja Viola tak tahu bagaimana kondisi PSS sebelum dirinya masuk. Khususnya soal bonus pemain yang kini menjadi isu yang menyergap dirinya. "Saya nggak tahu sebelumnya seperti apa. Tapi ketika saya masuk, ya saya ubah yang bisa membuat tim nyaman," ujarnya.
Viola angkat tangan siapa yang menghembuskan pertama soal bonus pemain itu hingga membuat dirinya tersudut. "Entah siapa yang bikin isu," ujarnya.
Sebelumnya, Viola menegaskan bahwa soal bonus pemain ada karena sudah tertera dalam kontrak. "Jadi kami pastikan bonus itu ada," ujar Viola kepada awak media di sela mengikuti rapat RUPS PT PSS di Hotel Rich Yogya Jumat (16/8).
Sehari sebelumnya, Kamis (15 Agustus 2019) usai PSS bermain imbang menjamu Persela 1-1 di Stadion Maguwoharjo, kelompok suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) melakukan aksi memberikan bonus uang dari hasil penggalangan dana para suporter untuk diberikan kepada skuad Super Elang Jawa.
Aksi penggalangan dana ini buntut belum dibayarkannya bonus untuk pemain Elang Jawa oleh manajemen yang membuat suporter prihatin.
Dari hasil patungan yang dihimpun kelompok suporter sejak 1-14 Agustus itu terkumpul dana sebesar Rp 240 juta lebih.
Dalam konferensi pers usai laga, pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro, pun mengapresiasi langkah suporter yang amat peduli dengan nasib pemain itu. "Ya dari awal kalau bicara bonus itu sangat menyakitkan. Makanya, saya sangat bangga sama pemain ini, mereka luar biasa," ujar Seto.
Tanpa mental besar, ujar Seto, pemain PSS Sleman tak akan bisa melaju sampai sejauh ini. "Semua karena ada kemauan pemain. Kalau pemain tak ada kemauan, habis sudah PSS," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO