Berkaca kepada Asian Games 2018, lanjut Erick, KOI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga menggandeng pengurus Cabor. Sebab, ucapnya, para pengurus yang lebih mengetahui kondisi atlet-atlet binaannya. "Dalam proses ini (penentuan atlet), Cabor-Cabor langsung dilibatkan," ujar Erick, di Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.
Ia mencontohkan pelari jarak pendek (sprinter) Lalu Muhammad Zohri. Menurut Erick, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PP PASI) meminta agar Zohri tidak tampil di SEA Games. "Sempat ada pembicaraan bahwa Muhammad Zohri akan lebih fokus kepada olimpiade 2020 di Tokyo," kata dia.
PASI mempunyai alasan yang kuat. Erick menyatakan federasi atletik mempertimbangkan potensi cedera pelari andalan Indonesia di nomor 100 meter itu.
Di sisi lain, KOI menilai untuk cabang atletik ada banyak bintang baru yang bisa mengisi posisi Zohri bila benar-benar absen. "Inilah bagaimana kami mensinergikan antara SEA games, Asian games, dan Olimpiade," sebut Erick.
Mantan Ketua Inasgoc itu menyatakan kondisi Zohri bisa diterima KOI dan Kemenpora karena Olimpiade 2020 juga sudah dekat. "Tentu keputusan siapa yang dikirim ke SEA Games 2019 sebaiknya mereka. Ahlinya di mereka, dibandingkan KOI maupun Kemenpora," kata Erick.