TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas yang menyengat Tokyo menjadi sorotan para delegasi komite olimpiade. Dari hasil uji coba (test event) Olimpiade 2020 Tokyo pekan lalu, selain kesiapan arena pertandingan, panasnya cuaca diperkirakan akan menjadi tantangan bagi para atlet dan juga penonton.
Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan digelar pada 24 Juli hingga 9 Agustus. Selain itu, agenda Paralympic akan dilaksanakan pada 25 Agustus hingga 6 September 2020. Cuaca panas pada saat itu diperkirakan bakal mencapai puncaknya, seperti kondisi pada pekan-pekan ini. Tercatat temperatur panas di Tokyo pada musim panas bisa di atas 35 derajat celsius.
Pada 2018 cuaca panas memakan korban sebanyak 8.295 warga Tokyo. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit karena diduga terserang penyakit yang terkait dengan cuaca panas ekstrem.
Ketua Kontingen Belanda untuk Olimpiade Tokyo, Pieter van den Hoogenband, optimistis tuan rumah bisa mengatasi persoalan cuaca. Ia bersyukur uji coba memberikan banyak informasi kepada para atlet yang akan bertanding tahun depan. "Atlet berpengalaman sudah menyadari akan ada banyak tantangan," kata dia mengutip Eurosport, Rabu, 21 Agustus 2019.
Pejabat otoritas di Tokyo sudah menyiapkan solusi untuk menekan panasnya cuaca. Seorang pejabat departemen pemadam kebakaran Tokyo mengatakan akan mengerahkan sekitar 260 ambulans di berbagai tempat untuk keperluan atlet dan suporter olimpiade. Begitu juga dengan penambahan jumlah tenaga medis.
Kekhawatiran gangguan kesehatan saat puncak musim panas tahun depan juga disampaikan oleh sejumlah pengurus cabang olahraga yang melakukan uji coba Olimpiade. Di antaranya ialah cabang dayung dimana sejumlah atlet harus menjalani perawatan di rumah sakit yang diduga akibat suhu yang panas.
Di cabang triatlon, panitia Olimpiade Tokyo 2020 memutuskan untuk mengurangi jarak di nomor lari menjadi setengah dari jarak yang seharusnya ditempuh atlet. Panitia khawatir akan jatuhnya korban akibat panas dan kelembaban yang tinggi.
EUROSPORT | ANTARA