TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia masih berharap Stapac Jakarta bisa berkompetisi di Indonesia Basketball League atau IBL pada musim 2019/2020.
Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih mengatakan pihaknya memahami kesulitan yang dihadapi klub tersebut. "Masalah banyak pemainnya yang diambil (untuk tim nasional)," kata dia di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Danny mengatakan pemain tim nasional basket bakal tetap berpartisipasi di IBL. Tampilnya mereka di ajang IBL, kata dia, untuk menambah jam terbang pemain. "Kalau enggak, mau ke mana? Kalau kita tidak bawa ke IBL, tambah babak belum lagi," ujarnya.
Terkait dengan persoalan yang dihadapi Stapac, Danny menyebut bahwa IBL juga telah menawarkan program rokkie kepada klub juara IBL musim lalu itu. Tapi, dia melanjutkan, klub itu tak mempunyai pemain yang bisa diproyeksikan menjadi rokkie.
“Mungkin untuk pembinaan bisa jadi solusi, tapi ini bukan pemain binaan tapi ambilan. Kalau binaan itu 5 tahun, ini baru ambil 2 bulan, pembinaan atau bukan?,” tutur Danny.
Dia menjelaskan, pemain rokie bisa naik ke tim utama dengan syarat harus didaftarkan lima tahun sebelumnya. “Kalau nanti dikatakan pembinaan takut diserang orang, binaan kok baru dua bulan sudah jadi binaan,” ujarnya.
Sebelumnya Stapac Jakarta secara resmi mengundurkan diri dari IBL musim 2019/2020. Pemilik klub, Irawan Haryono menyampaikan hal itu saat rapat tahunan IBL bersama seluruh pemilik klub dan Perbasi.
“Saya dari Stapac mau menjelaskan, dalam hal ini, apa yang kami putuskan tidak ada yang disalahkan. Tapi prinsipnya saya mau dukung tim nasional supaya sukses,” ujar Irawan seusai rapat di Hotel Fairmont Senaya, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Irawan menyebutkan, saat ini ada lima pemainnya yang dipanggil untuk ikut seleksi tim nasional Indonesia 5on5 dan satu pemain di 3ex3. Selain itu, empat pemain di klubnya secara bersamaan pensiun. Ada lagi persoalan lain, yaitu pemainnya, Agassi Yeshe Goantara menempuh pendidikan di Spanyol dan Ruslan yang harus menjalani operasi karena cedera. “Sisanya enam pemain," kata dia.
Jika Stapac ngotot ikut IBL, kata dia, pasti akan mengganggu persiapan timnas. Irawan meyakini, keputusan mundur dari IBL sebagai langkah terbaik untuk mendukung tim nasional.
“Saya tidak mau gara-gara saya memaksakan harus main, pemain saya nanti tidak kepilih karena kepentingan Stapac. Saya melihatnya timnas ini adalah kepentingan nomor satu untuk kalangan basket," dia menjelaskan.
Sebenarnya, dalam rapat tahunan IBL, ada beberapa tawaran solusi untuk Stapac Jakarta. Namun, menurut Irawan, solusi itu tidak bisa menyelesaikan persoalan di klubnya. "Memang tadi saya sudah dikasih jalan keluar macam-macam, tapi solusinya itu tidak menyelesaikan semuanya," ujarnya. Ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada pihak sponsor maupun IBL.
Direktur IBL, Junas Miradiarsyah mengatakan pihaknya telah menawarkan berbagai solusi kepada Stapac tetapi klub tersebut tetap ingin mengundurkan diri. "Dari liga sangat menyayangkan," ujar Junas Hotel Fairmont Senayan, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Junas mengungkapkan pihaknya memahami situasi yang dihadapi Stapac soal kekurangan pemain. Menurut dia, solusi yang ditawarkan adalah program rokkie dan aturan mengenai jumlah pemain yang bisa dibawa oleh masing-masing klub. “Kemudian jumlah pemain asing akan ditambah, jadi dari sisi jumlah pemain bisa mencukupi,” kata dia.
Selain itu, Junas menambahkan, tim nasional juga telah memaparkan mekanismenya kepada manajemen Stapac dalam rapat bersama. Menurut dia, di rapat itu sudah dijelaskan gambaran jumlah pemain Stapac Jakarta yang dipanggil ke timnas. Tapi, Stapac tetap dengan keputusannya tidak ikut kompetisi musim mendatang.
IRSYAN HASYIM