TEMPO.CO, Jakarta - Pergelaran Kejuaraan Angkat Besi Pemula dan Junior Indonesia 2019 di Semarang, 29 Agustus-5 September merupakan usaha untuk mendapatkan lifter-lifter yang bakal diterjunkan di Olimpiade 2024 Paris dan Olimpiade 2028 Los Angeles.
Kejuaraan angkat besi beskala international ini digelar sebagai hasil kerja sama Kemenpora RI dan Pengurus Pusat Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia (PABBSI).
“Negara punya utang terhadap dua cabang olahraga, yaitu bulu tangkis dan angkat besi karena dua cabang inilah yang menyumbangkan medali untuk merah putih di Olimpiade saat ini. Sebab itu Kemenpora berusaha mencari cara agar tradisi medali Olimpiade bagi angkat besi berlanjut,” ujar Gatot S. Dewa Broto usai membuka secara resmi kejuaraan angkat besi ini.
Menurut Ketua Panpel, Washinton membina atlet muda secara benar adalah kunci prestasi di mada datang.
“Kita sudah harus memikirkan soal Olimpiade 2024, bahkan 2028. Dari mana atletnya dihasilkan agar terjadi kesinambungan prestasi? Padahal kompetis pemula dan junior di angkat besi sangat jarang. Sebab itu ajang ini kita buat, bahkan lengkap dengan sesi edukasi untuk para pelatih,” kata Washinton.
Demi mendapatkan atmosfer kompetisi yang lebih menantang, panitia mengundang peserta dari negara ASEAN, yaitu: Filipina, Malaysia, dan Singapura.
“Singapura kami undang karena mereka memiliki sistem pembinaan atlet muda yang sangat baik. Indonesia bisa belajar dari mereka tentang cara membina atlet muda,” imbuh Washington, yang juga Asisten Deputi Pembibitan dan IPTEK Olahraga di Deputi IV Kemenpora.