TEMPO.CO, Jakarta - Kalimantan Timur menjadi juara umum Kejuaraan Angkat Besi Pemula dan Junior "2nd Indonesia International Weightlifting Championships" di Semarang, yang berakhir Rabu 4 September 2019.
Kalimantan Timur meraih total medali 18 emas, 13 perak, dan enam perunggu.
Perolehan medali emas dari Kaltim antara lain diperoleh dari lifter Abdul Rajak di nomor 81 kg junior putra, Suci Rahmawati (64 kg junior putri), Nelly (55 kg junior putri), dan di hari terakhir dicetak Rizky (+102 kg junior putra).
Sedangkan Lampung yang dikenal sebagai lumbung atlet angkat besi nasional, berada di peringkat kedua dengan perolehan 18 emas, 12 perak, dan 3 perunggu.
Selanjutnya di posisi ketiga diraih kontingen Malaysia yang mendapat 13 emas, dua perak, dan tanpa perunggu.
Selain itu, dalam kejuaraan ini salah satu lifter nasional juga membukukan catatan angkatan baru yaitu atas nama M. Fathir di kelas 61 kg youth putra dengan angkatan snatch 119 kg, clean and jerk 150 kg, dan total 269 kg.
Atlet asal Kaltim ini berhasil melampaui rekornya sendiri yang ia raih dua bulan lalu saat mengikuti turnamen internasional di Fiji, dengan angkatan snatch 118 kg, clean and jerk 149 kg, total 267 kg.
Menyikapi hal ini, Asdep Pembibitan dan IPTEK Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga RI (Kemenpora) Washinton menilai kompetisi tersebut berlangsung secara semarak dan sportif.
Untuk selanjutnya, Kemenpora bersama Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) juga sudah mendapat rancangan program regenerasi atlet-atlet angkat besi.
"Kegiatan ini tidak semata-mata kompetisi saja, tapi juga membantu kami dalam melakukan pembibitan atlet agar bisa terus berjalan," tutur Washinton.
Kemenpora berkeinginan untuk terus memperhatikan perkembangan bibit atlet angkat besi di setiap daerah bersama dengan PB PABBSI, untuk memastikan regenerasi berjalan sesuai harapan.