TEMPO.CO, Yogyakarta - Olahraga bela diri Jet Kun Do
Shao Lin Kung Fu Indonesia (Jet Kun Do) yang didirikan pada 1987 mempersiapkan diri untuk menjadi cabang olahraga tersendiri di bawah naungan Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) dan bisa dipertandingkan dalam Pekan Olah Raga Nasional (PON).
“Jet Kun Do mempunyai kekhasan dan prinsip tersendiri. Jet Kun Do layak untuk menjadi cabang olahraga mandiri. Syarat untuk bisa diakomodir KONI dan masuk pertandingan di PON mengharuskan ada cabang se Indonesia yang eksis. Hingga saat ini baru terbentuk pengurus wilayah di enam provinsi,” kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Jet Kun Do Shao Lin Kung Fu Indonesia, Suhu Gono Santoso.
Ia berbicara di sela acara Jet Kun Do Shao Lin Kung Fu Indonesia National Championship 2019 di Gedung Olahraga Jagalan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 29 September 2019.
Ciri khas Jet Kun Do memiliki ciri khas tersendiri, yaitu aliran Kung Fu Shao Lin. Sang pendiri, Muhammad Yunus Sie Bing Hauw merupakan murid langsung dari beberapa guru Shao Lin di Cina.
Karena asal ilmunya dari Shao Lin, sehingga pada waktu didirikan pada 1987 namanya Jet Kun Do Shao Lin Kung Fu Indonesia. Aliran itu namanya tinju selatan dan tendangan utara.
Sejauh ini upaya yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan menjadi cabang olahraga sendiri. Di antaranya dengan melakukan pembinaan atlet serta regenerasi dengan terus memasyarakatkan Jet Kundo Sholin Kung Fu Indonesia. Mereka membuka latihan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan latihan untuk umum.
“Jet Kun Do Sholin Kung Fu Indonesia telah cukup banyak melahirkan atlet cabang wushu yang bertanding di daerah maupun nasional,” kata dia.
Selain itu, kata dia beberapa atlet Jet Kun Do ada yang menjadi wasit ajang bela diri nasional maupun internasional. Ma’sum Alwi Mashuri yang kerap menjadi juri dalam ajang MMA Indonesia. Demikian juga Muhammad Ali yang menjadi juri wushu internasional.
“Kejuaraan nasional diselenggarakan untuk koordinasi antarcabang se-Indonesia serta menentukan program-program ke depan. Harapannya akan muncul atlet-atlet berbakat. Juga semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan Jet Kun Do,” kata Gono.
Menurut Ketua Panitia Jet Kun Do Shao Lin Kung Fu Indonesia Championship 2019, Muhammad Rifky Al Jabar, kejuaraan diselenggarakan selama dua hati, Sabtu Ahad, 28-29 September dengan mempertandingkan beberapa kelas. Ada sebanyak
130 peserta ikut dalam lomba ini.
“Ada beberapa kelas pertandingan yaitu kelas prajunior, junior, dan senior. Masing-masing kelas tersebut memiliki klasifikasi berat badan sendiri,” kata atlet nasional ini.
Ia menyebutkan lahirnya Jet Kun Do di Indonesia lebih dulu dibandingkan wushu yang didirikan pada 1992. Namun justru masuk di bawah naungan wushu. Jika di kelas pertandingan Pekan Olahraga Nasional atau PON, Jet Kun Do masuk dalam kategori
Wushu Sanda (pertarungan).
MUH SYAIFULLAH