TEMPO.CO, Jakarta - Kerasnya persaingan memperebutkan posisi Ketua Umum PSSI pada Kongres Pemilihan PSSI yang digelar 2 November 2019 mendatang tidak menggentarkan Fary Djemy Francis.
Politikus Gerindra ini menegaskan kesiapannya bersaing dengan dua nama yang disebut-sebut sebagai kandidat terkuat: La Nyalla Mahmud Mattalitti dan Mochamad Iriawan, atau Iwan Bule.
"Mari bersaing secara sehat. Fair. Calon-calon lain tentunya ingin seperti itu juga," ujarnya, Minggu (6/10/2019).
Berbekal misi & visi yang kuat dan pemahamannya akan permasalahan sepak bola nasional, Fary Djemy Francis juga menegaskan komitmennya untuk membuat PSSI lebih dicintai masyarakat. " Untuk itu saya siap mencurahkan waktu, tenaga, dan pastinya berkorban juga untuk PSSI," tegas anggota DPR dua periode terakhir itu.
Fary Djemy Francis sudah memaparkan visi & misi-nya kepada media, Sabtu (5/10) sore. Dia mengurai tekadnya untuk membuat "One stop complex" sepak bola nasional. Yakni, membangun tempat latihan terpadu yang refresentatif dan lengkap. Dilengkapi gedung untuk kantor pusat PSSI, sehingga nantinya PSSI tak perlu nomaden, berpindah-pindah tempat.
"Tantangan kita ke depan, membuat organisasi PSSI dan timnas Indonesia lebih dicintai dan membanggakan masyarakat," ungkap mantan ketua Komisi V DPR yang membidangi infrastruktur dan perhubungan itu.
"Saya siap berjuang untuk membuat PSSI lebih baik lagi," tutur Fary Djemy Francis, kelahiran Watampone, Sulsel, 7 Februari 1968. Dia sudah mengabdi di PSSI pada kepengurusan 2016-2019, sebagai ketua departemen sport intelijen
Perjuangan Fary Djemy Francis dalam merebut kursi ketua umum PSSI periode 2019-2024 didukung sejumlah mantan pemain dan tokoh sepak bola nasional.
Mereka ikut mendampingi Fary DjemyFrancis saat memberikan keterangan kepada media soal pencalonan sebagai Ketua Umum PSSI. Beberapa di antaranya tampaknya masuk dalam paket Exco. Misalnya, Yesayas Octavianus, untuk posisi wakil ketua umum. Serta Dede Sulaeman dan Nasir Salassa untuk anggota Exco.