"Pemain yang gede-gede sering bilang kalau senior lebih berat, junior itu baru awal, baru mulai," kata peraih medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2019 ini saat ditemui di Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019. Tahun lalu, di Kejuaraan Dunia Junior 2018, Indah Cahya berpasangan dengan Leo Rolly juga menyabet medali emas.
Meski tahun ini hasilnya tidak sebaik tahun lalu, pemain jebolan PB Djarum 17 tahun ini tetap bersyukur. Menurut Indah, persaingan di nomor ganda campuran cukup ketat. "Saya sudah mencoba, berusaha semaksimal mungkin, dikasih sama Tuhan runner up, tetap syukur," kata dia.
Ganda campuran Indonesia, Leo Rolly/Indah Cahya, saat tampil di Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia. (Sumber: Badminton Indonesia)
Ia pun bersyukur mendapat kesempatan berlatih bersama para pemain utama di Pelatnas Cipayung. "Kalau senior dan junior kalau hari Rabu gabung, sering game bareng, sering lawan-lawan," kata Indah.
Ia pun bertekad untuk berlatih lebih keras lagi agar bisa bersaing di level senior. "Mulai dari sekarang latihan rajin, tidak boleh males-malesan," ucapnya.
Indah mulai berlatih bulu tangkis sejak di Sekolah Dasar di Kabupaten Bone karena hobi. Gadis kelahiran 16 Maret 2002 ini mengungkapkan, ibunya yang mengidolakan Lilyana Natsir, senang menyaksikan anaknya berlatih bulu tangkis.
"Karena mama lihat main saya lumayan, dia kemudian tanya: 'Mau sekolah atau badminton?'. Kalau badminton kan enggak harus belajar terus. Akhirnya badminton saja. Lulus SD langsung dikirim ke sini," tutur Indah.
Indah mengaku pernah gagal menjalani audisi bulu tangkis PB Djarum 2012 di Kudus. Namun kegagalan itu tak menyurutkan niatnya menjadi pemain bulu tangkis. Ia lalu bergabung dengan PB Rajawali Isvill di Tangerang.
Dua tahun kemudian, ia mencoba lagi audisi PB Djarum Petamburan dan hasilnya lolos. "Kebetulan pelatihku kenal pelatih ganda di Jakarta. Dia kabari bilang anak didikku yang mau tes," kata dia menceritakan perjalanannya hingga bisa diterima PB Djarum.
Demi menekuni bulu tangkis, Indah Cahya rela tinggal jauh dari orang tuanya. Ia pun belajar hidup mandiri. "Harus tahu mana benar mana enggak," ujarnya.
IRSYAN HASYIM