TEMPO.CO, Jakarta - Greysia Polii/Apriyani Rahayu masih berjuang menyamai torehan musim lalu. Usaha mereka di turnamen bulu tangkis French Open 2019 berakhir tak sesuai harapan.
Keduanya mulai dipasangkan pada 2017. Pada tahun pertamanya, mereka mampu meraih dua gelar juara, Thailand Open dan French Open. Tahun lalu, dua gelar juga mereka raih, yakni Thailand Open dan India Open. Pada kedua tahun itu keduanya juga sekali menjadi runner-up.
Tahun ini, keduanya baru sejali juara (India Open) dan sekali runner-up (Taiwan Open). Di French Open yang masih berlangsung, mereka kandas di babak 16 besar. Hasil ini lebih buruk dari dua keikutsertaan mereka sebelumnya, yakni semifinal pada tahun lalu dan juara pada dua tahun sebelumnya.
Pada babak dua French Open 2019, Greysia/Apriyani tak bisa meneruskan langkahnya setelah terjegal pasangan Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting (Cina) dua game langsung 19-21, 12-21.
Pelatih ganda putri pelatnas PBSI, Eng Hian, memberikan evaluasinya untuk anak asuhnya. “Secara harapan hasil memang jauh, tapi yang lebih saya tekankan adalah secara penampilan mereka. Performa mereka jauh dari kemampuan yang sebenarnya," kata dia, seperti dikutip laman resmi PBSI.
Menurut Eng Hina, dari evaluasi mereka sendiri, mereka merasa ada beban untuk mempertahankan rangking, menyamai hasil tahun lalu. "Dari performa yang mereka tunjukkan memang benar, mereka main tidak seperti normal biasanya. Tegang semua, pergerakan kaku semua. Secara teknik memang mereka tidak keluar,” kata dia.
Menurunnya penampilan Greysia/Apriyani, dikatakan Eng Hian, terkait juga dengan aktivitas mereka di media sosial. Untuk itu, Eng Hian pun kini akan meminta Greysia/Apriyani untuk menutup semua akun media sosial mereka.
“Perlu saya garisbawahi, siapa yang memberikan mereka beban. Saya secara khusus tidak pernah menargetkan harus juara ini dan itu, dari binpres juga nggak ada statement langsung. Di media-media pun saya rasa tidak ada yang memberitakan kalau Greysia/Apriyani harus juara. Siapa yang membebankan? Ya diri mereka sendiri. Itu yang membuat mereka beban,” kata dia.
Ia menilai kehidupan media sosial mereka sudah tidak sehat. Jadi setelah ini mereka akan di minta off semua medosis. "Tidak ada membaca informasi dari social media. Kalau mau baca berita, dari media yang sebenarnya. Untuk Apriyani terutama, saya nilai belum siap,” kata Eng Hin,.
Grafik penampilan Greysia/Apriyani dinilai terus menurun akhir-akhir ini. Mereka mencapai semifinal pada World Championships 2019 dan Chinese Taipei Open 2019. Setelah itu di China Open 2019 mereka kalah di babak perempat final. Kemudian dari Korea Open hingga French Open ini, Greysia/Apriyani selalu terhenti di babak dua turnamen.
“Dari dua turnamen terakhir, Denmark Open dan French Open, mereka secara total tidak bisa dievaluasi dari segi teknis. Di Denmark mereka main tidak bisa lepas, main tidak pada kemampuan mereka. Di sini lebih parah lagi, terutama Apriyani, main seperti orang baru belajar," kata Eng Hian.
Ia berencana akan berbicara dengan psikolog di PBSI, untuk memberikan masukan dan program buat mereka. "Karena saya tidak ingin ini berkepanjangan. Bahkan dari Korea Open kemarin, mereka tidak mengeluarkan kemampuan mereka yang sebenarnya. Sekarang kalau main mengikuti pola lawan, kan lawan yang enak. Main asal buang saja,” kata Eng Hian.
Ia lantas mengulas kekurangan anak asuhnya. “Secara teknis, Apriyani perlu ditingkatkan pertahanannya. Kemudian untuk Greysia adalah meningkatkan ketenangan saat melakukan servis," kata dia.
Eng Hian melanjutkan, "Greysia itu bukan teknik dia yang salah sampai dia tidak bisa melakukan servis. Tapi ketenangan sebelum melakukan servis itu yang masih harus diperbaiki, jatuhnya ke kesiapan mental. Itu juga yang akan saya bahas dengan psikolog."
Eng Hian menilai, yang paling utama saat ini adalah mengembalikan pola pikir Greysia/Apriyani. "Pulang dari sini mereka akan saya program untuk back to zero. Semuanya. Dari gaya hidup, pola latihan, dan berbagai hal lainnya akan saya program ulang,” kata dia.
Selanjutnya, Greysia/Apriyani akan tampil China Open pada 5-10 November 2019.
BADMINTON INDONESIA