TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengajak Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali ke pertemuan rutin Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Laussane, Swiss pada Januari 2020. Sebelum diangkat menjadi menteri, Erick merupakan anggota dari IOC.
Ia juga mengajak Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, untuk bergabung dalam pertemuan tersebut. Erick berharap kehadiran keduanya merupakan bagian dari lobi Indonesia yang ingin maju dalam pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032.
"Pak Menteri (Zainudin Amali) izin Januari ada rapat IOC untuk mendampingi saya dengan Ketua KOI," kata Erick di Jakarta, Senin, 4 November 2019. Menpora dan KOI, lanjut dia, bisa berdiskusi dengan Presiden IOC, Thomas Bach.
Erick menyatakan selain mempersiapkan diri sebagai tuan rumah, Indonesia juga harus mempersiapkan atlet untuk bisa menjadi juara di level setingkat Olimpiade. Sehingga, kata dia, Indonesia bisa sukses sebagai pelaksana maupun prestasi.
Raja Sapta Oktohari menambahkan masih ada waktu untuk menyiapkan infrastruktur jika Indonesia berhasil menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Menurut dia, Indonesia bisa membangun kompleks olahraga yang lebih modern. "Masih 12 tahun. Kalau perlu bikin areal baru. Brasil dan London itu membangun di areal baru," kata pria yang akrab disapa Okto ini.
Ihwal dukungan, Wakil Presiden ACC (Konfederasi Sepeda Asia) ini menyebutkan strategi untuk meraih dukungan bisa dengan memanfaatkan jaringan internasional yang dimilik pengurus cabang olahraga. Ia bakal menginventarisir cabang olahraga yang memiliki kemampuan untuk melakukan lobi-lobi ke dunia internasional.
"Seperti saya di balap sepeda. Saya Presiden Indonesia Cycling Federation, tapi sekaligus Vice President ACC. Di organisasi lain, di cabang olahraga lain pasti ada begitu," ungkap dia.
IRSYAN HASYIM