TEMPO.CO, Jakarta - Petinju Indonesia yang baru saja meraih sabuk juara tinju dunia kelas ringan super (63,5 kg) versi IBA, Daud Yordan mengatakan bakal bertahan di kelasnya saat ini dan siap untuk menjalani pertandingan berikutnya yang dijadwalkan Mahkota Promotions.
"Saya lebih bertenaga di kelas ini. Jadi saya akan terus bertahan," kata Daud Yordan usai bertanding melawan Michael Mokoena di Jatim Park 3 Kota Batu, Jawa Timur, Minggu.
Pada pertandingan di kelas ringan super tersebut, Daud Yordan menang TKO pada ronde kedelapan setelah sang lawan mengalami cedera serius pada bahunya, sehingga wasit harus menghentikan pertandingan.
Kemenangan ini jelas membuat Daud Yordan dan pendukungnya gembira mengingat petinju asal Kayong Utara Kalimantan Barat sudah lama merindukan sabuk juara dunia. Apalagi pada laga tersebut juga menyandang gelar juara versi WBO Oriental.
"Ini sebuah kado di pengujung tahun. Yang jelas kami ucapkan terima kasih pada Mahkota Promotions dan pendukung yang lain. Ini prestasi yang luar biasa," kata petinju yang akrab dipanggil Cino itu.
Menurut Daud, sabuk yang didapat saat ini akan dijadikan penyemangat mengingat tantangan ke depan bakal lebih berat. Apalagi banyak komite tinju lain yang juga banyak membuka kesempatan untuk mengejar predikat juara dunia seperti WBC atau WBA.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Managing Director Mahkota Promotion, Urgyen Rinchen Sim. Menurut dia, Daud merupakan petinju kenyang pengalaman dan berpeluang untuk berlaga di komite tinju selain IBA maupun WBO.
"Masih banyak peluang untuk terus berkembang. Daud Yordan masih punya tubuh yang kokoh. Tunggu saja pertandingan edisi selanjutnya," kata pria yang akrab dipanggil Simon itu.
Sementara itu pelatih Daud Yordan, Pino Bahari bangga dengan pencapaian anak asuhnya karena selama pertandingan berlangsung menjalankan strategi maupun instruksi yang diberikan.
"Daud sudah matang dan bisa menjalankan strategi dengan baik. Percaya dirinya juga tinggi meski bertanding di kelas baru," kata Pino, mantan petinju nasional juara Asian Games 1990.