TEMPO.CO, Jakarta - Juara tinju kelas berat, Deontay Wilder, kembali akan meladeni perlawanan Luis Ortiz dalam perebutan gelar juara WBC. Kedua petinju bakal berduel pada Sabtu, 23 November 2019 di MGM, Las Vegas, Amerika Serikat.
Pada pertemuan pertama, 3 Maret 2018, Wilder menang lewat KO di ronde ke-10. Pukulan keras petinju berusia 34 itu membuat Ortiz bertekuk lutut di atas kanvas.
Dengan rekor 41 kemenangan (40 KO) jelas Ortiz bukan korban pertama yang merasakan kerasnya hantaman Wilder. Petinju Artur Szpilka pernah terjengkang saat menerima bogem keras dari Wilder di ronde ke-9. Tim medis langsung melompat dari kursi untuk memeriksa kondisi Szpilka.
Kekuatan pukulan dalam pertarungan tinju merupakan fenomena yang paling dipelajari namun sedikit dipahami. Tidak ada formula mujarab atau strategi tertentu untuk membuat pukulan paling keras.
Walau tak ada alat ukur yang pas mengetahui kekuatan pukulan, setidaknya ada dua hal yang bisa dijadikan gambaran. Faktor itu ialah pola makan dan program latihan yang dijalani petinju.
Deontay Wilder menjelaskan dalam hal makanan ada rutinitas yang dilakoni. "Saya bangun jam 8 pagi dan menyantap pancake, sosis dan beberapa telur," sebut dia.
Ia juga menyantap McMuffins telur dan menu-menu itu berputar sepanjang waktu. Memasuki siang hari, Wilder mengonsumsi pasta ayam ditemani jagung rebus. Kadang ada tambahan roti bawang putih yang dipanggang bersama protein. "Saya menyantap protein shake saat sarapan," tuturnya.
Menu berikutnya, petinju berpostur 2,01 meter ini menyantap sandwich dengan variasi ham, keju atau tunah dan telur. Lalu jelang malam ada steak Salisbury, kentang atau steak T-Bone, squash, dan kacang hijau.
Dalam hal latihan, Wilder menuturkan, tidak ada latihan khusus untuk meningkatkan kekuatan otot dan kecepatan. "Saya menempatkan kekuatan saya pada siapa pun. Dan itu alami. Saya tidak perlu mengangkat beban, titik," kata dia.
Usai bertarung dengan Tyson Fury, ia menyebut, program latihan fokus kepada hal-hal dasar. Ia menceritakan tidak ada pendingin ruangan, lari, tas berat, tas kecepatan, atau lompat tali. "Saya cukup memukul mitt dan lawan berlatih," sebut dia.
Meski demikian bukan berarti Wilder berhenti menjalani latihan tertentu. Peraih perunggu Olimpiade 2008 ini menyatakan akan terus menantang diri sendiri. "Dengan gaya dan tinggi badanku, ada banyak hal yang bisa kuhindari," kata Wilder.
TALKSPORT