TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada yang menduga atlet junior berkuda Auriela Kansha pernah mengalami kecelakaan jatuh dari kuda yang menyebabkan tulang bahu kanannya patah. Namun, itu tak membuat gadis remaja kelahiran Jakarta, 5 Juli 2004 ini kapok.
"Ya, tulang bahu kanan memang sempat patah waktu event di Semarang tahun 2017. Tetapi, saya tidak pernah kapok. Itu kan risiko menekuni olahraga Equestrian," kata Auriela Kansha yang didampingi ayahnya, Joko Purwanto saat ditemui di Jakarta Internasional Equestrian Park (JIEP) Pulo Mas, Jakarta Timur, Minggu (25/11/2019).
"Anak saya itu kayaknya punya mental baja. Setahun setelah bahu kanannya sembuh, dia langsung latihan lagi. Ya, kayaknya tidak ada kapoknya. Klotokan," timpal Joko Purwanto yang merupakan anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PPP.
"Lala itu mengenal olahraga berkuda sejak usia 3 tahun. Setiap mau makan. dia harus naik kuda dulu di Pulomas ini. Kayaknya sih, dia menyenangi olahraga penuh tantangan itu mengikuti jejak saya. Dulu, saya pernah menjadi juara Speed Rally Asia Pasifik tahun 1995 dan pernah juga mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah tangan tapi tetap saja tidak kapok," tambah Joko Purwanto sembari memperlihatkan lengan kirinya yang pernah patah.
Auriela Kansha yang akrab dipanggil Lala ini cukup berbakat. Dengan menunggang kuda bernama Gennie, Lala mampu bersaing di ajang Equinara Pulomas Open 2019 dengan menempati posisi kedua di Class Cs23 (Spesial Jump 100-110 Cm Junior).
"Saya sih sudah berusaha tampil maksimal tetapi memang Jovanka Nadya lebih baik. Makanya, ke depan, saya akan terus berlatih untuk bisa menjadi yang terbaik," katanya.
Ketika ditanyakan apa saja persiapan yang dilakukan sebelum tampil di kejuaraan berkuda Equinara Pulomas Open 2019, Lala menjawab, "Jaga stamima, latihan dan istirahat yang cukup. Itu saja.”