TEMPO.CO, Jakarta- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur terus berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) perihal pengusutan kasus pengeroyokan dua suporter Indonesia di Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur, Yusron Ambary, telah meminta ke PDRM untuk secepatnya menemukan pelaku pengeroyokan terhadap Yovan Restu dan Fuad Naji.
"Tadi kita sudah ketemu dengan Polisi (Diraja Malaysia)," kata Yusron saat dihubungi Tempo, Senin, 25 November 2019.
Menurut Yusron, pihak PDRM kemungkinan masih bakal meminta keterangan tambahan dari Yovan dan Fuad. Ia menjelaskan kalau keterangan tambahan itu dibutuhkan maka keduanya harus berangkat lagi ke Kuala Lumpur. "Ada rencana ke situ kalau memang diperlukan (tambahan keterangan dari korban)," kata Yusron.
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq akhirnya meminta maaf kepada para suporter bola Indonesia. Ia mengunggah permintaan maafnya melalui video di akun Instagramnya pada Sabtu malam, 23 November 2019.
“Saya dengan penuh rasa rendah diri ingin memohon maaf untuk rekan-rekan serumpun di Indonesia. Saya mohon maaf karena tragedi yang berlaku pada beberapa hari lalu,” ujarnya memulai permohonan maafnya. Saddiq mengganti kata penusukan dengan tragedi itu.
Syed Saddiq menyatakan, ia sudah mendapatkan kepastian bahwa kasus pemukulan dan tragedi penusukan itu tidak terjadi di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur atau selama pertandingan. Kasus itu terjadi 20 kilometer dari Stadion Bukit Jalil pada pukul 3 pagi, Selasa, 19 November 2019 beberapa jam setelah pertandingan usai.
“Kami masih mendapatkan kepastian bahwa kasus ini berhubungan dengan pertandingan sepakbola karena kasus itu melibatkan warga negara Indonesia,” ucapnya.
Menpora berusia 26 tahun ini pun meminta korban agar tampil demi mendapatkan keadilan. “Ini adalah tanggung jawab kami bersama.”
Saddiq pun menambahkan keterangan pada unggahan dengan judul, “Saya memohon maaf.” Ia memastikan pelaku pengeroyokan suporter Indonesia akan diseret ke pengadilan. “Saya akan pastikan keadilan milik semua, tidak hanya dari Malaysia atau Indonesia.”
IRSYAN HASYIM