TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2019, Harry Warganegara, menjelaskan alasan mengapa target perolehan medali diturunkan menjadi 45 medali emas. Padahal, sebelumnya pemerintah Indonesia mematok target bisa meraih lebih dari 50 medali emas.
"Kita prediksi sekian tapi ada margin error 20 persen, makanya jadi 45 emas," kata Harry saat wawancara dengan Tempo di kantor Komite Olimpiade Indonesia, FX Sudirman, Jakarta, Senin, 25 November 2019.
Meski ada pengurangan target medali emas, menurut Harry, apabila target itu dicapai, posisi Indonesia di klasemen akhir bakal lebih baik daripada SEA Games 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dua tahun lalu, kontingen Indonesia berada di peringkat kelima peraih medali terbanyak.
Berikut kutipan wawancara dengan Harry:
Apa alasannya perolehan medali diturunkan?
Kita prediksi sekian tapi ada margin error 20 persen makanya jadi 45 emas.
Apa poin pertimbangan margin error?
Misalnya tiba-tiba atlet sakit perut. Kita juga tidak bisa prediksi angin. Hal-hal teknis.
Apakah ada cabang olahraga yang bisa menjadi contoh?
Misalnya basket. Pada SEA Games 2017, Indonesia meraih perak. Harapannya bisa naik jadi emas. Tapi tenyata aturan diubah, mereka membebaskan pemain naturalisasi.
Kalau aturan Federasi Bola Basket Dunia (FIBA) kan satu pemain naturalisasi. Panitia Pelaksana SEA Games 2019 Filipina ( PHISGOC) buat aturan sendiri bisa pakai sebanyak-banyaknya pemain naturalisasi. Bisa jadi seluruh pemain tuan rumah naturalisasi. Apalagi usaha lain tuan rumah meraih medali sebanyak-banyaknya.
Apakah target tetap lima besar?
Kita berharap lebih bagus yakni empat besar. Ada perbaikan peringkat. Kita berharap target medali antara 45-50 emas itu bisa memperbaiki peringkat.
Apa cabang olahraga andalan untuk meraih medali?
Ada 27 cabor. Mulai dari atletik, renang, sepeda, selancar, ice skeating, triathlon, dan badminton. Ada bowling, panahan, tinju, kano, senam, judo, pencak silat, esports, angkat besi, soft tenis, dan voli pantai. Ada beberapa lagi yang berpeluang.
Apa penghargaan untuk cabang olahraga yang memenuhi target?
Bonus pasti ada. Sudah ada nominal emas, perak, perunggu itu ada.
Apakah ada sanksi bagi yang tidak memenuhi target?
Lebih ke pembinaan cabang olahraga. Misalnya pelatnasnya, pemerintah mengatasi anggaran apa yang tekah diperoleh. Misalnya, kalau sudah mematok tapi tidak terpenuhi bisa jadi ada konsekuensi penurunan dana pelatnas. Kita serahin ke Kemenpora. Bisa jadi malah ditambah anggarannya.
Target itu kerja dari Tim Analisa Data. Bisa dijelaskan kerja divisi sport intelejen?
Mereka bekerja menganalisis performance dari atlet kita dan atlet lawan. Contohnya Vietnam yang jago di nomor ini siapa, kalau nomor itu bagaimana kualitasnya. Mereka misalnya di hoki bagaimana, tenis bagaimana, siapa atletnya, peringkat dunianya bagaimana, menurunkan atlet terbaik atau enggak.
Apakah hasil analisis tim sport intelejen itu juga berdampak pada perubahan nomor?
Misalnya, atlet angkat besi, Eko Yuli Iriawan, turun kelas.
Cabang olahraga juga punya tim khusus. Kita juga punya tim itu. Kita sinergikan data dan bandingkan.
Atlet atletik Emilia Nova pada SEA Games 2019 turun di dua nomor, sekarang fokus lari gawang 100 meter. Apa itu juga karena pertimbangan tim analisis?
Iya hal seperti itu. Kalau kita tidak ambil tidak ambil keputusan, semua ada di cabang olahraga. Tapi hasil kita analisa, si A turun di nomor ini, naik kelas. Performa dia selama dua tahun setahun, enam bulan. Nanti kita bandingkan dengan lawan dia di negara lain. Tim itu nanti kita sebar pas di pertandingan. Tidak hanya melihat pertandingan atlet kita, tapi melihat pertandingan calon lawan. Kita merekam untuk nanti dianalisis. Hasil itu akan diserahkan ke manajer dan pelatih.
IRSYAN HASYIM