TEMPO.CO, Kediri – Polemik pencoretan atlet senam ritmik Shalfa Avrilia Siani dari daftar kontingen SEA Games 2019 Indonesia memantik perhatian anggota Komisi X DPR RI Abdul Hakim Bafagih. Politikus Partai Amanat Nasional ini meminta Kemenpora melakukan investigasi yang obyektif terhadap kasus ini.
Desakan tersebut disampaikan Abdul Hakim Bafagih seusai menemui keluarga Shalfa Avrilia Siani di Kediri. Hakim menilai ada kesimpangsiuran informasi yang disampaikan Kemenpora dan keluarga Shalfa. “Karena itu saya datang ke Kediri untuk mencari tahu duduk persoalannya,” kata Hakim saat dihubungi Tempo, Senin 2 Desember 2019.
Kepada keluarga Shalfa, Hakim berjanji akan memfasilitasi komunikasi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menurut dia, kedua pihak harus bertemu untuk mendengar pengakuan dan penjelasan secara obyektif dan utuh.
Belum dipastikan kapan rencana pertemuan itu akan dilakukan. Namun Hakim berjanji akan secepatnya membawa persoalan ini ke Komisi X DPR yang membidangi olahraga.
Selain persoalan Shalfa, Abdul Hakim Bafagih juga sempat menyoroti rendahnya perhatian pemerintah terhadap kehidupan atlet yang sudah pensiun. Hingga saat ini masih banyak mantan atlet Indonesia yang berkehidupan pas-pasan meski telah mengukir prestasi untuk Indonesia. “Harus konkrit mencari solusi penghidupan mereka,” katanya.
Desakan yang sama disampaikan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Ia juga meminta agar dilakukan pertemuan antara KONI atau Kemenpora dengan keluarga Shalfa. Hal ini untuk meluruskan informasi soal alasan pencoretan Shalfa yang selama ini simpang siur. “Kami berharap KONI atau Kemenpora memfasilitasi pertemuan antarpelatih, orang tua, dan pihak lainnya agar bisa mengklarifikasi duduk persoalan yang sebenarnya,” katanya.
Senada dengan Abdul Hakim Bafagih, Abu Bakar meminta agar persoalan ini segera menemui kejelasan. Terlebih lagi Shalfa Avrilia Siani juga merupakan penerima anugerah Satya Cundamani dari Pemerintah Kota Kediri. Anugerah ini diberikan kepada warga Kota Kediri yang memiliki prestasi di berbagai bidang dan membawa nama Kota Kediri.
Pencoretan Shalfa dari daftar kontingen SEA Games 2019 ini pertama kali disampaikan oleh ibunya, Ayu Kurniawati. Dia mengatakan jika anaknya dicoret oleh pelatihnya dengan tuduhan tidak perawan. “Kami terima kalau dikeluarkan karena alasan indispliner. Pernyataan tidak perawan itu yang kami tidak terima,” tutur Ayu Kurniawati.
Akibat tuduhan itu, anaknya mengalami trauma dan ingin pindah sekolah. Saat ini Shalfa yang duduk di bangku SMA Gresik ingin pindah ke Kediri. Celakanya, Shalfa juga mengungkapkan tak ingin lagi mengikuti senam setelah mengoleksi 49 medali selama ini.
HARI TRI WARSONO