TEMPO.CO, Jakarta - Pencak silat ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Manajer Pelatnas Pencak Silat, Sunarno, mengungkapkan bahwa perjuangan mengusulkan ke UNESCO sudah dilakukan sejak era Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.
"Ini baru tembus dan bisa disetujui. Kita bergembira. Tapi masih ada satu pekerjaan rumah untuk bisa sampai ke Olimpiade sebagai cita-cita kita," kata Sunarno saat dihubungi Tempo, Jumat, 13 Desember 2019.
Penetapan itu dilakukan dalam sidang ke-14 Komite untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019.
Menurut Sunarno, upaya untuk bisa menjadikan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda bukan hal mudah. Dalam perjalanannya sempat ada gangguan dari Malaysia yang juga ikut mengklaim pencak silat sebagai bagian dari budayanya.
Setelah ada penetapan ini, Sunarno bertekad akan terus berjuang supaya pencak silat bisa dilombakan di Olimpiade. "Kalau sampai bisa masuk Olimpiade akan jadi kebanggaan karena kita punya cabang olahraga asli Indonesia yang dipertandingkan di Olimpiade. Kita masih mimpi dan kita masih harus kerja keras," katanya.
Tugas selanjutnya, menurut Sunarno, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga fokus ke program Pencak Silat Road to Olympic. Ia mengungkapkan selama ini rutin berkunjung ke negara-negara yang telah memiliki pencak silat untuk mewujudkan impian itu. "Kita punya mapping, ada 73 negara yang sudah ada pencak silat," kata dia.
Ia menjelaskan 73 negara itu terbagi dalam tiga kategori. Level pertama adalah negara yang telah memiliki federasi pencak silat dan sudah tergabung ke dalam komite olahraga nasional (NOC) di negara tersebut. Level kedua yakni negara yang sudah ada federasi pencak silat tetapi masih tahap pendaftaran sebagai anggota NOC. Level ketiga yakni negara yang masih dalam tahap pembentukan federasi pencak silat.
"Saat ini baru ada dua puluhan negara yang federasinya sudah jadi anggota NOC," ujarnya.
Ia menambahkan bajal intens mengunjungi 73 negara yang telah memiliki pencak silat untuk melakukan sosialisasi mengenai aturan dan proses latihan pencak silat. Ia juga menggandeng Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk untuk memberikan sumbangsih ikut mempromosikan pencak silat.
"Kita butuh sekitar 50-60 negara yang telah memiliki federasi pencak silat yang tergabung di NOC supaya bisa bertanding di Olimpiade," dia menjelaskan.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto menyatakan bangga dengan penetapan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Menurut Gatot, kampanye menjadikan pencak silat sebagai warisan budaya dunia terus berlanjut di tahun 2019 hingga kemudian diakui UNESCO.
Ia berharap pengakuan ini bisa menambah kepercayaan dunia pada eksistensi pencak sikat sebagai sejarah Indonesia karena pada tahun 2014 sempat ikut diklaim oleh Malaysia.
"Kemenpora pun berkeyakinan bahwa pencak silat nanti dalam General Assembly IOC (Komite Olimpiade Inernasional) dapat diakui sebagai salah satu cabang olahraga Olimpiade," kata Gatot.
IRSYAN HASYIM